Made Aditya Terima Adhi Makayasa
TANGIS Ibunda Membuat Letda Made Aditya Terharu, Peraih Adhi Makayasa Akmil 2024 Asal Bali!
Letnan Dua Infanteri I Made Aditya Wahyu Palguna, mengaku tak pernah menyangka akan meraih gelar lulusan terbaik di Akademi Militer.
TRIBUN-BALI.COM - Letnan Dua Infanteri I Made Aditya Wahyu Palguna, mengaku tak pernah menyangka akan meraih gelar lulusan terbaik di Akademi Militer.
Ia mengaku bangga dan terharu ketika Presiden Joko Widodo menyematkan pangkat di pundaknya saat melantik dirinya dan ratusan Perwira Remaja TNI- Polri lainnya di Istana Negara Jakarta, Selasa (16/7).
Kebanggaan tersebut bukan tanpa sebab, melainkan karena tidak ada keluarganya yang berasal dari kalangan militer maupun Aparatur Sipil Negara (ASN).
Hal itu diungkapkannya saat ditemui usai mengikut tradisi penerimaan Perwira Remaja TNI AD Abituren Akmil TA 2024 di Markas Besar TNI AD Jakarta Pusat, Selasa (16/7).
"Di sini saya bisa mengantarkan dengan haru nama saya sendiri, nama keluarga, nama dusun saya, nama desa dan khususnya nama Bali dan TNI Angkatan Darat," kata Aditya.
Tak hanya dirinya, Aditya pun mengungkapkan kedua orangtuanya tak menyangka ia akan meraih Adhi Makayasa Akmil 2024.
Bahkan, kata dia, kedua orangtuanya mendengar pertama kali bukan dari dirinya, melainkan dari orangtua temannya.
Ia baru mengabari ibunya justru setelah mendapatkan surat keputusan resmi terkait prestasinya tersebut.
Baca juga: KEBAKARAN di Jembrana & Gianyar, Wahyudi Selamatkan Bibinya, 3 Rumah Warga Ketugtug Dilalap Api!
Baca juga: VIRAL Atraksi Flying Fox di Nusa Penida, Aparat Kepolisian Awasi Aktivitas Wahana di Pantai Diamond
Baca juga: TRAGEDI Gedung GDLN Unud Terbakar, Rektor Minta Civitas Akademika dan Masyarakat Tenang

"Kemudian ibu saya, pas saya telepon, ibu saya menangis, terharu, bangga, campur aduk dengan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena saya yang bukan dari keluarga apa-apa, keluarga siapa-siapa, bisa menjadi yang terbaik khususnya bagi TNI AD melalui Akademi Militer," kata dia.
Aditya bercerita kedua orangtuanya sehari-hari bekerja di sektor swasta bidang pariwisata. Awalnya, kata dia, kedua orangtuanya mengarahkan dia untuk sekolah kedokteran.
Namun, ia mengaku bukan seorang kutu buku dan tidak terlalu sering belajar serta tumbuh sebagaimana anak-anak pada umumnya. Sehingga menurutnya dengan masuk tentara dirinya mungkin bisa mengubah derajat keluarganya yang tidak ada dari kalangan militer maupun ASN.
"Untuk pendaftaran dokter sendiri awalnya saya tetap ikuti kemauan orangtua saya. Karena mereka yang telah membesarkan saya, saya tetap ikut SBMPTN di Universitas Udayana," kata dia.
"Tetapi saya minta izin ke Bapak Ibu saya, Pak Bu, saya mau daftar akademi militer. Ya sudah kamu tetap daftar dokter dulu. 'Siap Bapak Ibu, kami tetap daftar dokter'. Tetapi hasil tesnya sampai sekarang pun kami belum tahu yang di Unud. Entah dapat atau tidak. Karena kami sudah melanjutkan tes pusat dan kami dinyatakan lolos ke Akademi Militer," sambung dia.
Ia juga mengaku tak pernah bertekad untuk menjadi lulusan terbaik. Akan tetapi, ia hanya berusaha untuk melakukan yang terbaik yang dirinya bisa dalam setiap kegiatan selama pendidikan di Akmil Magelang.
Menurutnya, kesehariannya selama ini sangat membantu dalam menjalani kehidupan sebagai Taruna di Akmil yang penuh disiplin tinggi dan bangun pagi.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.