Helikopter Jatuh di Bali

Tur Wisata Helikopter di Bali Banyak Diminati Wisatawan, 5 Jutaan Sekali Terbang

wisatawan tertarik mencoba pengalaman baru ingin melihat keindahan Pulau Bali dari atas di ketinggian dengan menaiki helikopter

Tribun Bali/Zaenal Nur Arifin
Pemandangan keindahan wilayah Bali Selatan dari ketinggian lebih dari 10 ribu kaki dengan tur wisata heli - Tur Wisata Helikopter di Bali Banyak Diminati Wisatawan, 5 Jutaan Sekali Terbang 

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Pasca terjadinya kecelakaan helikopter registrasi PK-WSP di Suluban, Pecatu, pihak Otoritas Bandara (Otban) Wilayah IV tidak menghentikan operasional tur wisata helikopter yang ada di Bali.

"Sementara kami belum ada pengarahan melarang mereka untuk beroperasi di Bali ini. Tapi kita tunggu informasi lebih lanjut lah melihat hasil investivigasi nanti," ujar Kepala Kantor Otoritas Bandara Wilayah IV, Agustinus Budi Hartono, Sabtu 20 Juli 2024.

Dan perkembangan tur wisata helikopter di Bali mulai berkembang beberapa tahun terakhir terlihat dari banyaknya operator udara yang ada.

"Kami tahunya hanya operator penerbangannya hanya beberapa yang memang saya tahu antara empat hingga lima operator. Secara data ada peningkatan (operator bertambah), helikopter yang jatuh ini termasuk heli (PK-WSP) yang baru dioperasikan," imbuhnya.

Baca juga: Selain Kompensasi, Whitesky Aviation Tanggung Biaya Perawatan Korban Helikopter Jatuh di Bali

Perkembangan perusahaan operator helikopter di Bali ini pun berbanding lurus dengan tingginya permintaan wisatawan melakukan tur wisata helikopter.

Di mana wisatawan tertarik mencoba pengalaman baru ingin melihat keindahan Pulau Bali dari atas di ketinggian dengan menaiki helikopter.

"Penumpang itu kan ingin lihat pemandangan Bali dari atas, kalau terlalu tinggi (di atas 1.000 feet) apa yang dilihat. Sangat banyak diminati, kalau Kamis, Jumat, Sabtu dan Minggu banyak yang minat dan terbang. Diminati karena semua punya segmentasi," ungkap VP. GRC PT. Whitesky Aviation, I Gede Bambang.

Bahkan dalam satu bulan helikopter PK-WSP jam terbangnya lebih dari 50 jam karena peminat tur wisata helikopter di Bali cukup banyak.

Dan akibat kecelakaan helikopter PK-WSP tentu wisatawan yang sudah booking untuk terbang dengan heli itu di-cancel atau dibatalkan.

Pihaknya menyampaikan memiliki dua unit helikopter tipe Bell 505 satu di antaranya PK-WSP yang jatuh.

"Kami helikopter 505 untuk heli tour ada dua, satu di GWK dan satu di Ungasan. Cancel dari tamu (batalkan tur wisata heli) saya belum cek, tentu untuk calon penumpang heli yang ini (PK-WSP) cancel karena tidak ada yang nerbangin," tambahnya.

Dengan jatuhnya helikopter PK-WSP, pihaknya mengalami kerugian mencapai 1,7 juta dollar karena satu unit heli jenis Bell 505 berada dikisaran harga itu.

"Kerugian? harganya kalau jenis ini sekitar 1,7 juta dollar, rupiahnya tinggal di kali," ungkap Gede Bambang.

Untuk tur wisata helikopter dari Whitesky Aviation yang ditawarkan di Bali Heli Tour per paket sekali terbang.

"Kita menawarkan paket heli tur mulai dari 10 menit, 15 menit, 30 menit, 45 menit dan 1 jam ada. Mulai dari 5 juta per heli (durasi 10 menit bisa dinaiki 3 penumpang)," imbuhnya.

Jurnalis Tribun Bali pun beberapa waktu lalu pernah mencoba wisata heli tur tetapi bukan dengan Bali Heli Tour (operator helikopter Whitesky Aviation) tetapi tur heli bersama Fly Bali (operator helikopternya Volta Indo Aviasi).

Fly Bali hadir untuk melengkapi dan memanjakan turis dari seluruh dunia dengan experience atau pengalaman wisata seru, yaitu wisata melihat keindahan Pulau Bali dari ketinggian 14 ribu kaki di atas permukaan laut menggunakan helikopter.

Pemandangan menarik mulai dari Patung ikonik kebanggaan Bali, Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park, gunung-gunung megah seperti Gunung Batur, Gunung Abang dan Gunung Agung, kepulauan indah yang melengkapi kekayaan wisata Bali seperti Nusa Penida dan Nusa Lembongan.

"Tidak hanya itu, kini Fly Bali telah melayani perjalanan ke Gili Trawangan dan Gili Air, Lombok yang juga menjadi top of mind untuk wisata bagi para turis bagi para turis yang sedang berlibur di
Bali," ujar pendiri sekaligus pemilik Fly Bali, Captain Harriko Fesfusi.

Capt. Harriko menambahkan helikopter yang tergolong sebagai rotary-wing aircraft menjadi sebuah pilihan transportasi udara yang dapat diandalkan karena praktis, lebih fleksibel daripada pesawat terbang yang tergolong sebagai fixed wings.

Selain untuk kebutuhan search and rescue serta medical evacuation, wisata dengan helikopter juga menjadi kebutuhan wisata baru.

"Di berbagai negara, wisata helikopter bukan hal yang baru, contohnya Amerika Serikat dengan salah satu operator wisata helikopter yang menyediakan wisata mengelilingi Patung Liberty di New York sejak tahun 2012. Untuk itu, Fly Bali menghadirkan wisata helikopter di Bali," ungkapnya.

Captain Harriko Fesfusi tidak sendiri mendirikan Fly Bali tetapi bersama Marina Trudy.

Fly Bali mulai beroperasi di tahun 2019 dan akan terus menghadirkan pilihan paket-paket wisata helikopter dengan variasi destinasi yang memanjakan mata.

Fly Bali juga terus memugar dan mengembangkan Fly Bali Heliport sebagai heliport utama yang terletak di daerah Melasti, Ungasan dengan fasilitas lengkap dan nyaman sebagai bagian dari misi untuk terus berupaya memberikan keamanan dan pengalaman yang terbaik melalui prosedur operasional dan pelayanan dari tim pelaksana yang kompeten.

"Fly Bali dapat melakukan penjemputan dan pengantaran ke berbagai area di Bali dan sekitarnya untuk semua kalangan. Fly Bali juga telah memiliki landasan di area Ubud, Karangasem dan Pesanggaran," imbuh Marina Trudy.

Ia menambahkan menyambut kembali menggeliatnya industri pariwisata dan mulai berdatangannya para pelaku wisata ke Bali di tahun ini, Fly Bali segera menyambut dengan pengembangan yaitu menggaet Mason Adventures, salah satu operator Adventure Tour dalam pembukaan lokasi heliport di Ubud.

"Selain itu, Fly Bali juga mengembangkan sayapnya di Indonesia bagian Timur, yaitu Sumba dan Bajo dengan membawa brand Fly Sumba dan Fly Bajo," tambah Marina Trudy.

Fly Sumba dan Fly Bajo menawarkan keindahan Padar Island yang menjadi ikon daerah Labuan Bajo hingga kekayaan budaya Sumba yang tercermin dari Ratenggaro Village.

"Dua destinasi tersebut tentunya menjadi bagian dari paket wisata andalan dari Fly Bajo dan Fly Sumba. Melihat telah kembali aktifnya industri pariwisata ini, Fly Bali menyadari bahwa terbukanya kesempatan untuk turut berkontribusi dan mulai memberi dampak untuk berbagai pihak," kata Capt. Harriko.(*)

Kumpulan Artikel Bali

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved