Jamaah Islamiyah Bubarkan Diri

Kisah Jamaah Islamiyah, Dari Abdullah Sungkar Hingga Jamaah Islamiyah Bubar

Pemimpin Al Qaeda Syekh Usamah bin Ladin atau Osama bin Laden, menyerukan perang total melawan apa yang disebutnya orang-orang kafir.

Tribunnews
Abu Fatih Alias Abdullah Anshori, Diminta Pimpin Jamaah Islamiyah Wilayah Jawa - Kisah Jamaah Islamiyah, Dari Abdullah Sungkar Hingga Jamaah Islamiyah Bubar 

Melompat beberapa tahun kemudian, generasi penerus NII DI/TII menghidupkan kembali gerakan itu dalam bentuk lain dengan corak organisasi yang beragam.

Muncul nama Komando Jihad atau Komji, yang diwarnai aksi-aksi perampasan atau fa’i oleh kelompok Warman, dan penyerangan markas militer serta pos-pos polisi.

Paling fenomenal adalah pembajakan pesawat Garuda DC-10 Woyla oleh kelompok Imran yang mendarat dan pembajakan diakhiri di Bandara Don Muang, Bangkok.

Rangkaian aksi teror bernuansa ideologis ini berlangsung antara tahun 1976 hingga 1981, yang kemudian melahirkan teori konspirasi andil rezim Orde Baru di balik peristiwa ini.

Gerakan-gerakan disertai kekerasan itu merupakan perlawanan terhadap nasionalisme dan pemerintahan Indonesia yang juga menciptakan asas tunggal dalam politik.

Tak hanya di Jawa Barat, di Solo pada 1977 muncul nama Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Baasyir.

Keduanya dituduh mengkampanyekan golput atau golongan putih di Pemilu saat itu.

Keduanya ditangkap dan ditahan aparat keamanan khusus pemerintah Indonesia.

Tak berselang lama, keduanya kembali ditangkap atas tuduhan menentang dasar negara Pancasila.

Namun jauh sebelum itu, Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Baasyir mulai dikenal saat mendirikan Pondok Pesantren Al Mukmin di Ngruki, Cemani, Sukoharjo.

Mereka mendirikan pesantren itu bersama sejumlah tokoh lain yang tergabung di simpul organisasi Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) yang didirikan Mohammad Natsir.

Benih ideologis menguat di tempat ini, yang kemudian identik dengan pergerakan NII warisan Kartosoewirjo.

Inilah yang membuat Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Baasyir harus berhadapan dengan pemerintah dan aparat keamanan Indonesia.

Sesudah ditangkap dan ditahan sejak 1983, keduanya divonis 9 tahun penjara pada 1985. Kasusnya naik ke kasasi dan mereka dikenai tahanan rumah.

Di saat itulah, Abdullah Sungkar alias Abdul Halim dan Abu Bakar Baasyir alias Abdus Somad hijrah ke Kuala Pilah Negeri Sembilan, sebelum pindah ke Johor Bahru, Malaysia.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved