Berita Badung

Tangani Sampah di Badung, DPRD Gandeng Perusahaan Internasional Asal Korea

Tangani Sampah di Badung, DPRD Gandeng Perusahaan Internasional Asal Korea

ISTIMEWA
Ketua DPRD Badung Putu Parwata bersama pimpinan OPD usai menggelar pertemuan dengan perusahaan asal Korea dalam membahas masalah sampah di Gedung Dewan, Kamis 8 Agustus 2024. 

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - DPRD Badung turut mencarikan solusi dalam penanganan sampah di Gumi Keris. 

Untuk mempercepat penanganan sampah ini palermen Badung bahkan berencana menggandeng salah satu perusahaan BUMN yang ada di Korea, yakni K-Eko

Perusahaan asal Korea ini, telah berkunjung ke Kantor DPRD Badung pada Kamis 8 Agustus 2024. Selain itu juga melakukan kunjungan lapangan pada Jumat 9 Agustus 2024.

Baca juga: PDIP Resmi Beri Rekomendasi Jaya Negara - Wibawa di Pilwali Denpasar, Mesin Banteng Dipanaskan

Dalam kunjungan pada hari pertama mereka diterima langsung oleh Ketua DPRD Badung Putu Parwata. Nampak hadir Kadis PUPR Badung Ida Bagus Surya Suamba, Kepala DLHK Badung I Wayan Puja dan pejabat terkait di lingkungan Pemkab Badung.

Kepala DLHK Badung I Wayan Puja pada pertemuan itu juga sudah langsung membeberkan persoalan sampah yang ada di Badung. Berbagai sumber sampah dan jumlah sampah yang sudah bisa diolah dan tidak bisa diolah turut diungkap dalam pertemuan itu.

Baca juga: ARAH MEGAWATI di Pilgub Bali Kian Jelas, Harus Unggul Faktor Ini, Wayan Koster atau Giri Prasta?

Pihak Korea sendiri juga turut membeberkan cara jitu mereka dalam menangani persoalan sampah di negaranya, Korea.


Sementara Ketua DPRD Badung Putu Parwata menjelaskan  bahwa pertemuan dengan K-Eko atau perusahaan BUMN milik Pemerintah Korea ini merupakan bagian dari kunjungan balasan dari surat undangannya dari Korea.


"K-Eko ini adalah BUMNnya pemerintah yang ada di Korea yang khusus membuat regulasi tentang penanganan sampah," ungkap Parwata.


Pihaknya tertarik menggandeng perusahaan Korea ini langaran dianggap sukses menangani sampah di negara itu. "Jadi kita melihat di Korea itu minus sampah kekurangan sampah," katanya.


Menurut penjelasan yang ia terima, beberapa perusahaan yang menangani sampah di Korea  bahkan sampai kekurangan sampah karena regulasinya adalah bottom-up.


"Jadi dari penghasil sampah rumah tangga, industri umum dan lain sebagainya, destinasi destinasi itu clear semuanya. Karena itulah kita berkunjung pada Juni lalu kesana. Sekarang mereka melakukan kunjungan balasan ke Badung," terang Parwata.


Dengan kedatangan perusahaan Korea ini, politisi PDIP ini berharap visa membantu Badung dalam membuat regulasi.


"Tapi, mereka akan melihat kenyataan sampah di Badung dulu. Berapa ton sampah yang ada," ucapnya.


Berdasarkan penjelasan dari pihak DLHK Badung per hari ini sampah di Badung mencapai 547 ton dan diharapkan pemgolahan berbasis korea bisa menampung 875 ton. 


"Jadi dengan demikian ini dicek dulu. Fakta yang terjadi di lapangan kita lihat dari guly hilirnya. Berapa sampah dan jenis sampahnya apa, nanti dibuatkan regulasi," kata Parwata.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved