Kasus Landak Jawa

Nyoman Sukena Lahir saat Tumpek Kandang, Otonan Sabtu Kliwon Uye Mampu Menyenangkan Orang Lain

Nyoman Sukena Lahir saat Tumpek Kandang, berikut ini adalah peruntungan bagi seseorang yang memiliki otonan Sabtu Kliwon Uye.

Tribun Bali/Putu Supartika
Ilustrasi otonan - Nyoman Sukena Lahir saat Tumpek Kandang, berikut ini adalah peruntungan bagi seseorang yang memiliki otonan Sabtu Kliwon Uye. 

TRIBUN-BALI.COM - Kasus hukum yang menimpa I Nyoman Sukena karena memelihara Landak Jawa, yang awalnya ditemukan dan dipelihara tanpa sengaja hingga berkembang biak kini menjadi sorotan. 

Sukena disebut hanya memelihara landak tersebut, bukan menjual atau mengonsumsinya.

Pria asal Banjar Karang Dalem, Desa Bongkasa Pertiwi, Badung, yang didakwa melanggar UU Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (KSDA-HE) karena memelihara landak. 

Ia menekankan bahwa kurangnya pengetahuan tentang status perlindungan landak jawa menjadi penyebab utama kasus ini.

Anggota DPR RI, I Nyoman Parta, mengunjungi keluarga I Nyoman Sukena pada Jumat, 6 September 2024.

Parta menggali informasi mengenai asal usul landak yang menyebabkan Sukena terjerat hukum.

Ternyata, Sukena memelihara dua landak yang sebelumnya milik mertuanya, Wayan Dapang, yang telah meninggal. 

Baca juga: VIDEO Viral Nyoman Sukena di Abiansemal Bali Pelihara Landak Jawa Berujung Kasus Hukum

Sukena, yang dikenal sebagai penyayang binatang, mengambil alih perawatan landak tersebut agar tidak terlantar.

Awalnya, landak itu masih kecil, dan Sukena merawatnya hingga beranak, sehingga jumlahnya menjadi empat ekor.

Selain landak, Sukena juga memelihara berbagai hewan lain di rumahnya, seperti burung, anjing, dan ayam.

Menyadari niat baik Sukena, Parta berharap agar Jaksa Penuntut Umum dan hakim memberikan hukuman yang seringan-ringannya, mengingat Sukena memelihara landak demi kebaikan hewan itu sendiri.

Parta menekankan bahwa Sukena seharusnya dihargai atas usahanya menjaga kelestarian landak tersebut.

"Dua ekor anak landak itu awalnya dipelihara oleh Almarhum Wayan Dapang, setelah mertuanya meninggal dua anak landak itu dibawa ke rumah Nyoman Sukena, dan dirawat dengan sangat sangat baik. Mungkin karena pembawaan lahir di Tumpek Kandang, Sukena memang senang dengan binatang," ujar Parta.

 

Lalu bagaimana sifat kelahiran orang yang lahir pada saat Tumpek Kandang menurut Kalender Bali? Simak penjelasannya berikut ini!

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved