Berita Karangasem

Bukan Soal Pura Dadia, Ketut Habisi Nyawa Saudara Tiri karena Mimpi Hal Ini 3 Hari Berturut-turut

Bukan Soal Pura Dadia, Ketut Habisi Nyawa Saudara Tiri karena Mimpi Hal Ini 3 Hari Berturut-turut

istimewa
Kepolisian saat melakukan olah TKP kasus penusukan di Desa Ban, Karangasem saat Penambahan Galungan - Luka Parah, Pelaku Penusukan di Desa Ban Karangasem Jalani Operasi 

TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA - Kasus pembacokan hingga berujung pembunuhan saat perayaan Galungan terus berlanjut.

Seperti diketahui, Nyoman Tista (45) tega menghabisi nyawa saudara tirinya di Desa Ban, Kecamatan Kubu, Karangasem, Selasa (24/9/2024) lalu.

Korban pembunuhan diketahui bernama Ketut Badung (47).

Baca juga: Ditarik dari Motor, Pemuda ini Ditikam di Taman Pancing Denpasar, Pelaku Masih Bebas Berkeliaran

Pengakuan pelaku, ia nekat melakukan pembunuhan karena merasa terancam dalam mimpi.

Pelaku mengaku tiga hari berturut-turut bermimpi dibunuh oleh korban. 

Kasat Reskrim Polres Karangasem AKP Agus Adi Apriyoga melakukan pemeriksaan terhadap pelaku pembunuhan sadis itu pada Kamis (26/9/2024). 

Baca juga: Hitung-hitungan Hasil Bali United vs Barito Putera, Duet Putra Lokal Isi Lini Tengah di Starting XI

Setelah pelaku menjalani operasi dan perawatan di RSUD Karangasem, karena luka pada tangan dan pahanya.

Diketahui luka itu didapat saat korban berusaha melawan, ketika ditikam oleh pelaku.

"Permeriksaan pertama telah kami lakukan, dan dari pengakuan pelaku, ia tidak ada masalah dengan korban," jelas Kasat Reskrim Polres Karangasem, Jumat (27/9/2024).

Menurut pengakuan pelaku pembunuhan, permasalahan dirinya dan korban telah lama selesai. 

"Pengakuannya tidak ada permasalahan. Terkait masalah lama antar keduanya, sudah selesai kalau dari keterangan pelaku," ungkap Apriyoga.

Pelaku justru mengaku berniat menghabisi korban, karena bermimpi buruk.

Pelaku tiga hari berturut-turut dibunuh oleh korban. 

"Pelaku takut mimpi itu jadi kenyataan, sehingga terjadilah peristiwa itu," ungkap dia.

Mendengar pengakuan itu, kepolisian tidak mau terburu-buru mengambil kesimpulan. 

Sat Reskrim Polres Karangasem juga belum berencana memeriksa kondisi kejiwaan pelaku.

"Kalau saat dimintai keterangan, pelaku tidak berbelit-belit. Tapi motif dari pelaku melakukan penusukan ke saudara tirinya ini, terus akan kami dalami," ungkap Apriyoga.

Peristiwa berdarah terjadi saat penampahan Galungan di Desa Ban, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem, Selasa (24/9/2024).

Warga setempat, I Ketut Badung (47) meninggal dunia bersimbah darah, setelah ditikam oleh saudara tirinya, I Nyoman Tista (45).

Sukadana menjelaskan, pembunuhan tersebut terjadi sekitar pukul 17.00 Wita. Ada dua saksi yang mengetahui peristiwa berdarah tersebut.

Saksi pertama yakni I Kadek Widiasa (34), tiba-tiba mendengar teriakan minta tolong tidak jauh dari rumahmya.

Saat Widiasa keluar rumah, ia melihat korban sudah dalam keadaan terluka parah di dekat cubang. 

"Saksi (Widiasa) saat itu juga melihat pelaku (Nyoman Tista) di depan rumahnya dalam keadaan terluka," ungkap Gede Sukadana, Rabu (25/9/2024).

Diketahui luka itu didapat, diduga akibat perlawanan oleh korban saat terjadinya penikaman. 

Sementara saksi lainnya, Ni Luh Sari (41) melihat pelaku mendekati korban.

Tanpa ada basa-basi, ia melihat pelaku langsung menikam korban pada bagian dada kiri dengan pisau. 

Saksi melihat korban sempat lakukan perlawanan, namun luka yang diderita korban cukup parah hingga meninggal dunia di TKP.

Para saksi lalu melaporkan peristiwa itu ke Babinkamtibmas, dan diteruskan ke Polsek Kubu.

Kemudian kepolisian mengamankan pelaku, yang juga telah bersimbah darah karena terluka.

"Saat itu pelaku mengalami pendarahan di tangan kiri, kemudian diajak berobat ke Puskesmas Kubu 2 dan selanjutnya di rujuk ke RSUD Karangasem," jelas Sukadana.

Diduga peristiwa itu dilatar belakangi karena masalah dendam pribadi.

"Kami masih lakukan pendalaman, apa motif dari pelaku menusuk saudara tirinya," Iptu I Gede Sukadana

Diduga ada dendam pribadi antara pelaku dan korban, terkait dengan permasalahan di Pura Dadia.

"Di duga karena ada dendam pribadi masalah di pura keluarga atau pura dadya, karena korban dan tersangka masih ada hubungan saudara tiri beda ibu," ungkap Sukadana. (mit)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved