Pilkada Buleleng
Sutjidra Prihatin Hasil Kebun Petani di Desa Les Buleleng Kerap Anjlok, Janjikan Iradiator Gamma
Sutjidra prihatin, sebab jangankan untuk kebutuhan pribadi, untuk menutup ongkos produksi, salah satunya ongkos petik saja tidak akan cukup.
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.CON, SINGARAJA - Calon Bupati Buleleng, I Nyoman Sutjidra prihatin dengan hasil kebun masyarakat di Desa Les, Kecamatan Tejakula.
Sebab ketika panen tiba, masyarakat sekitar justru dihadapkan dengan harga anjlok.
Hal ini terungkap dalam kampanye pasangan calon (Paslon) I Nyoman Sutjidra dan Gede Supriatna di Desa Les, Bali, Selasa 8 Oktober 2024.
Sutjidra mengungkapkan, Desa Les memiliki banyak potensi. Salah satunya di bidang perkebunan dengan hasil buah-buahan seperti jeruk, rambutan, mangga, hingga durian.
Baca juga: Janji Sutjidra-Supriatna di Pilkada Buleleng, Kembangkan Hutan Desa Selat Sebagai Daya Tarik Wisata
Namun cukup disayangkan, sebab hasil panen melimpah dari Desa Les justru tidak mendapat harga baik, alias harganya anjlok.
Kondisi ini membuat Sutjidra prihatin, sebab jangankan untuk kebutuhan pribadi, untuk menutup ongkos produksi, salah satunya ongkos petik saja tidak akan cukup.
"Belum lagi para petani lokal digentayangi tengkulak. Yang mana hasil panen terbaik dibawa ke wilayah Jawa," ujarnya.
Oleh sebab itu di hadapan masyarakat yang hadir, pihaknya bersama Gede Supriatna menegaskan apabila nanti terpilih sebagai Bupati-Wakil Bupati Buleleng, akan memprioritaskan kebutuhan dasar, yakni di bidang pangan, pertanian dan perkebunan.
"Saya bersama Pak Gede Supriatna berencana mengelola hasil perkebunan ini dengan teknologi pasca panen yang namanya iradiator gamma. Alat ini sudah ada di beberapa tempat di Indonesia. Fungsinya untuk memastikan bakteri yang nempel di hasil perkebunan. Sehingga hasil perkebunan dengan alat itu bisa bertahan tiga hingga enam bulan," paparnya.
Sutjidra mengatakan, pada saat panen raya, pemerintah daerah punya kewenangan untuk menjaga. Di mana pada saat harga hasil produksi naik, baru akan dilepas ke pasaran.
Sebaliknya apabila saat harga tidak baik namun hasilnya melimpah, akan diserap oleh perusahaan daerah atau hotel-hotel di Kabupaten Badung.
"Nah teknologi ini (iradiator gamma), walaupun agak mahal, kami sudah punya komitmen dengan Pak Koster sebagai gubernur nantinya, akan merealisasikan alat ini," tegasnya.
Apa yang diungkapkan Sutjidra senada dengan Calon Wakil Gubernur Bali, Nyoman Giri Prasta saat ditemui belum lama ini.
Dikatakan jika Koster-Giri memiliki rencana pembangunan Controlled Atmosphere Storage (CAS).
Ia mencontohkan bawang merah dan bawang putih yang memiliki ketahanan sebulan pasca panen.
"Namun dengan alat ini, mampu memberikan daya tahan kepada bawang merah dan putih hingga enam bulan," jelasnya.
Tak hanya itu, untuk hasil buah-buahan masyarakat lokal nantinya juga akan diserap oleh pemerintah, melalui perusahaan daerah dengan menghilangkan tengkulak hingga pengepul. Ia mengaku akan menerapkan hal serupa seperti di Kabupaten Badung.
"Ketika kita beli semua, lalu di Kabupaten Badung ada 85 ribu kamar hotel yang setiap kamarnya isi tiga buah mangga, dimakan ataupun tidak dimakan sudah masuk dalam room rate-nya hotel. Tentunya ini akan menguntungkan," tegasnya. (mer)
Kumpulan Artikel Pilkada Buleleng
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.