Berita Gianyar

Kekeringan di Gianyar, Debit Air Sungai Petanu Mengecil, Sejak Pagi Warga Tunggu Pengiriman Air

Berkurangnya debit air di Sungai Petanu menyebabkan distribusi air ke masyarakat juga berkurang

istimewa
Mobil tangki berisi air bersih 'diserbu' masyarakat di Desa Saba, Blahbatuh, Gianyar, Minggu 13 Oktober 2024 - Kekeringan di Gianyar, Debit Air Sungai Petanu Mengecil, Sejak Pagi Warga Tunggu Pengiriman Air 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Belakangan ini, matahari bersinar terik. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan suhu di Bali meningkat karena fenomena hari tanpa bayangan. Fenomena ini berlangsung sejak kemarin hingga besok.

Hari tanpa bayangan adalah waktu di mana masyarakat tidak dapat melihat bayangannya saat siang hari. 

Hal ini terjadi lantaran posisi matahari tepat berada di atas tubuh manusia.

Kondisi ini juga telah berdampak pada berkurangnya debit air Sungai Petanu. 

Baca juga: Atensi Masalah Kekeringan di Subak Balangan, Desa Kuwum Sepakat Dukung Penuh Adicipta

Ketersediaan air bersih untuk sejumlah zona Kabupaten Gianyar mengalami gangguan. 

Selama ini, PDAM Gianyar memanfaatkan air Sungai Petanu untuk didistribusikan ke pelanggan.

Berkurangnya debit air di Sungai Petanu menyebabkan distribusi air ke masyarakat juga berkurang. 

Penurunan debit air mengakibatkan terjadi penurunan alur distribusi Spam Petanu yang membuat terganggunya produksi dan distribusi ke sambungan rumah tangga.

Direktur Utama PDAM Gianyar, I Made Sastra mengatakan, penyebab krisis air ini memang sebagian besar diakibatkan oleh kemarau yang membuat debit air juga turut menurun.

Selain itu juga terjadi masalah kebocoran jaringan. Namun untuk kebocoran tersebut, kata Sastra merupakan ranah provinsi. 

"Penyebabnya selain kemarau juga adanya kebocoran di kisdam non permanen," ungkapnya, Minggu 13 Oktober 2024.

Wilayah yang terdampak dari turunnya debit air Sungai Petanu ini mulai dari Desa Saba, Pering, dan Keramas yang sama-sama berada di Kecamatan Blahbatuh, yang mencakup banyak banjar. 

Di Desa Saba saja, krisis air ini dialami delapan Banjar, seperti, Banjar Saba, Pinda, Banda, Blangsinga, Sema, Kawan, Tegalulung, Tengah. 

PDAM Gianyar, kata dia, telah mengumumkan persoalan air ini pada masyarakat lewat pesan singkat ke masing-masing handphone pelanggan. 

Dalam pesan itu, disebutkan pelayanan air bersih terganggu sebab dalam mendistribusikan air, PDAM menggunakan pompa manual karena level air yang menurun drastis.

Atas masalah ini, PDAM Gianyar belum bisa memastikan kapan persoalan ini akan selesai. 

Minggu kemarin, sejumlah mobil tangki berisi air bersih milik PDAM Gianyar lalu lalang di kawasan Blahbatuh.

Mobil tersebut menuju kumpulan warga yang telah menantikan air. 

Masyarakat, seperti di wilayah Banjar Pinda bahkan sejak pagi telah berkumpul untuk menantikan air tangki ini. 

Mereka membawa galon, ember dan piranti lainnya untuk menampung air.

Sastra menegaskan pihaknya mengambil langkah dengan mengantarkan air pada masyarakat yang terdampak menggunakan truk tangki. 

Kata dia, tangki ini telah dijamin kebersihannya sehingga masyarakat tidak perlu cemas menggunakan air tangki yang sudah disediakan PDAM.

"Beberapa wilayah kami layani air bersih menggunakan  mobil tangki. Mobil tangki tersebut disiapkan pagi dan sore dan diposisikan di tempat yang mudah dijangkau oleh masyarakat yang terdampak," ujarnya. (weg)

Kumpulan Artikel Gianyar

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved