Berita Buleleng

28 Desa Di Buleleng Berpotensi Kekeringan Saat Musim Kemarau

ancaman kekeringan ini dipengaruhi debit pada sumber air yang berkurang saat musim kemarau.

istimewa
BPBD Buleleng saat menyalurkan air bersih untuk warga kekeringan tahun 2023 lalu - 28 Desa Di Buleleng Berpotensi Kekeringan Saat Musim Kemarau 

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - 28 Desa di wilayah Kabupaten Buleleng berpotensi mengalami kekeringan pada musim kemarau 2024.

Hal tersebut diketahui berdasarkan kajian oleh BPBD Buleleng, terhadap risiko bencana kekeringan.

Kepala Pelaksana BPBD Buleleng, Putu Ariadi Pribadi mengatakan, puncak musim kemarau di Buleleng terjadi dari bulan Juli hingga Agustus 2024.

Berdasarkan kajian risiko bencana, tercatat ada 28 desa dengan potensi kekeringan.

Baca juga: 2 Kebakaran di Bali, Api Dupa di Pemogan Denpasar! Nelangsa 50 Anak Panti Asuhan di Dalung Badung

"Yang terbanyak berada di Kecamatan Gerokgak dengan sebelas desa. Kemudian Kecamatan Kubutambahan lima desa, Kecamatan Banjar empat desa, Kecamatan Busungbiu dua desa, Kecamatan Tejakula dua desa, dan masing-masing satu desa di Kecamatan Sawan, Kecamatan Seririt, dan Kecamatan Sukasada," sebutnya, Selasa 6 Agustus 2024.

Lanjut Ariadi, ancaman kekeringan ini dipengaruhi debit pada sumber air yang berkurang saat musim kemarau.

Selain juga disebabkan beberapa titik di wilayah 28 desa tersebut, memang jarang dilalui sumber air.

Di sisi lain, Ariadi menilai kemarau pada tahun ini masih relatif aman.

Sebab hingga saat ini belum ada desa yang meminta bantuan suplai air bersih ke BPBD.

"Karena sempat hujan sejak tanggal 30 Juli 2024, untuk suplai air bersih belum ada permohonan dari desa," sambungnya.

Ariadi menambahkan, jika dilihat secara umum sejatinya semua wilayah di Kabupaten Buleleng berpotensi mengalami kekeringan, yang diakibatkan semakin berkurangnya sumber air karena anomali perubahan cuaca.

Selain itu juga disebabkan adanya perubahan alih fungsi lahan yang dilakukan, sehingga siklus hidrologi tidak berjalan dengan baik dan menyebabkan berkurangnya sumber air.

"Karenanya pada musim kemarau ini, kami mengimbau agar masyarakat lebih bijak dalam penggunaan air. Selain itu jangan membuang putung rokok sembarangan terutama pada lahan kosong yang kering, agar tidak terjadi kebakaran lahan maupun hutan," tandasnya. (mer)

Kumpulan Artikel Buleleng

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved