Berita Gianyar

Polemik Seragam di SMPN 1 Gianyar, Kepsek Sebut Hanya Memfasilitasi

Persoalan seragam sekolah kembali terjadi di SMP Negeri 1 Gianyar, Bali. Kabarnya ada orangtua siswa memprotes kebijakan pengadaan seragam.

Istimewa
Pembagian seragam sekolah di SMPN 1 Gianyar belum lama ini. 

Polemik Seragam di SMPN 1 Gianyar, Kepsek Sebut Hanya Memfasilitasi


TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Persoalan seragam sekolah kembali terjadi di SMP Negeri 1 Gianyar, Bali.

Kabarnya ada orangtua siswa memprotes kebijakan pengadaan seragam sekolah.

Sebab pengadaan ini baru dilakukan setelah sekolah sudah berlangsung dan pihak orangtua telah membeli seragam di luar.  

Belum lagi, pihak sekolah tidak terbuka terkait biaya seragam.

Baca juga: TNI Bantu Bangun Jembatan di Ringdikit Buleleng, Akses Anak-anak ke Sekolah Lebih Dekat dan Mudah

Pihak sekolah menyatakan pengadaan ini kewenangan orangtua dan komite. Pihak sekolah hanya memfasilitasi tempat.

Informasi dihimpun Tribun Bali, Senin 14 Oktober 2024, sejumlah orangtua siswa protes karena jadwal pengadaan seragam sekolah yang tidak tepat.

Sebab siswa telah belajar efektif sejak beberapa bulan lalu.

Dalam menunjang penampilan anak-anaknya dalam mengenyam pendidikan, para orangtua telah telanjur membeli seragam di luar vendor. 

Baca juga: Mendiang Rai Arimbawa Sudah Lengkapi Administrasi Persyaratan Pengangkatan, Sempat Ukur Seragam

"Sekolah sudah jalan, baju baru sekarang mau dibagikan, orangtua sudah telanjur beli baju dan mereka memilih tidak beli semua item (yang ditawarkan di sekolah), tapi harganya tidak mau dirinci. Kepsek mengaku tidak tahu harganya dan menyuruh langsung berhubungan dengan rekanan yang membuatkan baju," ujar seorang sumber.

Orangtua siswa lainnya, Komang menjelaskan, sepengetahuannya, ada beberapa vendor/konveksi yang mengajukan penawaran pengadaan seragam di SMPN 1 Gianyar.

Baca juga: VIRAL! Guru SMP di Tabanan Eksploitasi Siswanya, Jadikan Konten dengan Seragam Ketat Berpose Sensual

Kalau tidak salah, ujarnya, dari tiga konveksi ini, didapat 1 konveksi asal Bangli yang menawarkan harga paling murah. Yakni sebesar Rp1,5 juta untuk semua item seragam.

"Waktu rapat komite dengan vendor dijelaskan, kalau vendor perlu waktu dan akan dibagikan beberapa tahap karena banyak," ujarnya. 

Adapun jumlah siswa baru di SMPN 1 Gianyar ini sekitar 600 orang.

Sementara seragam yang rencananya disiapkan oleh vendor dengan nilai Rp1,5 juta per orang itu, di antaranya seragam putih biru, batik, endek, pramuka, olahraga, sepatu, kaos kaki, ikat pinggang, topi, dasi, tas, label nama dll.

Namun penjelasan dari orangtua siswa lainnya menyebutkan bahwa rekanan yang dipilih ini belum diketahui rekam jejaknya.

Terlebih lagi, kata dia, setiap siswa diwajibkan untuk membeli semua seragam walaupun mereka hanya membutuhkan satu seragam saja.

"Rekanan yang dipilih ini baru pertama kali berproses di Kabupaten Gianyar melayani baru satu sekolah, selain harga yang tidak tersampaikan, para siswa dipaksa untuk beli semua, dan walaupun butuh satu pakaian disuruh untuk bayar komplit," ujar sumber lainnya.

Kepala SMPN 1 Gianyar, Ni Putu Wiwik Mayuni saat dikonfirmasi terkait polemik ini, mengatakan di SMPN 1 Gianyar telah ada peguyuban kelas orangtua.

Terkait pengadaan seragam ini, juga berada di ranah orangtua. Pihaknya selama ini hanya membantu memfasilitasi tempat. 

"Kami dari pihak sekolah hanya membantu fasilitas tempat, karena dari hasil rapat orangtua dengan komite kemarin, orangtua meminta supaya mobilitas orangtua gampang untuk mengambil seragam," ujarnya.

Soal polemik yang muncul saat ini, kata dia, hal tersebut bukan ranah pihak sekolah. Namun Wiwik menegaskan ini bukan suatu bentuk lepas tanggung jawab.

"Soal polemik, mungkin sebaiknya tanyakan langsung pada pihak konveksi, karena pihak sekolah tugasnya hanya melayani anak-anak di bidang pendidikan.

"Kalau lepas tangan sih tidak, karena kemarin kan sudah kesepakatan bahkan sudah ada berita acara dan kesepakatan bersama dengan orangtua bahwa nanti terkait informasi pelayanan untuk orangtua dan anak-anak itu, sudah langsung dari perwakilan peguyuban kelas," ujarnya.

Pemilik Konveksi, Jero Mangku Komang Susana mengatakan pihaknya tidak mewajibkan siswa membeli seragam yang disediakan.

Kata dia, ada sebanyak 600 seragam yang disiapkan. Disebarkan sebanyak empat tahap dan Senin 14 Oktober 2024 ini tahap akhir.

Adapun seragam yang disediakan mulai dari seragam wajib seperti seragam putih biru, pramuka, olahraga, batik dan endek. 

"Tidak wajib dibeli semua, sesuai kebutuhan saja. Namun dari semua seragam wajib sekolah yang disediakan, seragam endek hampir semua beli," ujarnya. (*)
 

 

Berita lainnya di Seragam Sekolah

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved