Berita Gianyar
KISRUH Pembelian Seragam SMPN 1 Gianyar, Beda Keterangan Orangtua dan Vendor
Masalah muncul karena pengadaan dilakukan saat sekolah sudah berlangsung dan orangtua sudah membeli seragam di luar.
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM - Lagi-lagi seragam sekolah menjadi masalah di SMP Negeri 1 Gianyar. Ada orangtua siswa protes kebijakan pengadaan.
Masalah muncul karena pengadaan dilakukan saat sekolah sudah berlangsung dan orangtua sudah membeli seragam di luar.
Sekolah dituding tidak terbuka terkait biaya. Namun pihak sekolah menyatakan pengadaan ini kewenangan orangtua dan komite, sekolah hanya memfasilitasi tempat. Kisruh seragam sekolah di SMP favorit ini sudah pernah terjadi tahun lalu.
Pengadaan seragam sekolah ini dianggap tidak tepat karena siswa sudah belajar sejak beberapa bulan lalu. Dalam memenuhi kebutuhan seragam anak-anaknya, para orangtua telanjur membeli seragam di luar vendor.
"Sekolah sudah jalan, baju baru sekarang mau dibagikan (seragam). Kami sudah telanjur beli baju dan mereka memilih tidak beli semua item (yang ditawarkan di sekolah), tapi harganya tidak mau dirinci. Kepsek mengaku tidak tahu harganya dan menyuruh langsung berhubungan dengan rekanan yang membuatkan baju," ujar sumber Tribun Bali, Senin (14/10).
Baca juga: Ramai di Medsos, Ini Klarifikasi Finns Beach Club Terkait Pesta Kembang Api di Tengah Upacara Adat
Baca juga: Arti Mimpi Perayaan, Apakah Kamu Memerlukan Dukungan?
Orangtua siswa yang mengaku bernama Komang ini menjelaskan, sepengetahuannya ada beberapa vendor konveksi yang mengajukan penawaran pengadaan seragam di SMPN 1 Gianyar. Ia sebut dari tiga konveksi ini, didapat satu konveksi asal Bangli yang menawarkan harga paling murah.
Harga murah tersebut sebesar Rp 1,5 juta untuk semua item seragam. "Waktu rapat komite dengan vendor dijelaskan kalau vendor perlu waktu dan akan dibagikan beberapa tahap karena banyak," ujarnya.
Jumlah siswa baru di SMPN 1 Gianyar sekitar 600 orang. Sementara seragam yang rencananya disiapkan oleh vendor dengan nilai Rp 1,5 juta per orang itu, di antaranya seragam putih biru, batik, endek, pramuka, olahraga, sepatu, kaos kaki, ikat pinggang, topi, dasi, tas, label nama dan lain-lainnya.
Penjelasan dari orangtua siswa lainnya menyebutkan rekanan yang dipilih ini belum diketahui rekam jejaknya. Terlebih lagi, kata dia, setiap siswa diwajibkan untuk membeli semua seragam walaupun mereka hanya membutuhkan satu seragam saja.
"Rekanan yang dipilih ini baru pertama kali berproses di Kabupaten Gianyar melayani baru satu sekolah, selain harga yang tidak tersampaikan, para siswa dipaksa untuk beli semua, dan walaupun butuh satu pakaian disuruh untuk bayar komplit," kata orangtua siswa.
Kepala SMPN 1 Gianyar, Ni Putu Wiwik Mayuni memberi respons terkait masalah ini. Ia mengatakan di SMPN 1 Gianyar telah ada paguyuban kelas orangtua. Terkait pengadaan seragam ini, juga berada di ranah orangtua. Ia hanya membantu memfasilitasi tempat.
"Kami dari pihak sekolah hanya membantu fasilitas tempat, karena dari hasil rapat orangtua dengan komite kemarin, orangtua meminta supaya mobilitas orangtua gampang untuk mengambil seragam," ujarnya.
Soal polemik yang muncul saat ini, kata dia, hal tersebut bukan ranah sekolah. Namun Wiwik menegaskan sekolah tidak lepas dari tanggung jawab. "Soal polemik, mungkin sebaiknya tanyakan langsung pada pihak konveksi karena pihak sekolah tugasnya hanya melayani anak-anak di bidang pendidikan," kata dia.
"Kalau lepas tangan sih tidak karena kemarin kan sudah kesepakatan bahkan sudah ada berita acara dan kesepakatan bersama dengan orangtua bahwa nanti terkait informasi pelayanan untuk orangtua dan anak-anak itu sudah langsung dari perwakilan paguyuban kelas," sambungnya.
Pemilik konveksi, Jero Mangku Komang Susana mengaku tidak mewajibkan siswa membeli seragam yang disediakan. Kata dia, ada sebanyak 600 seragam yang disiapkan. Disebarkan sebanyak empat tahap dan Senin 14 Oktober 2024 ini tahap akhir.
Adapun seragam yang disediakan mulai dari seragam wajib seperti seragam putih biru, pramuka, olahraga, batik dan endek. "Tidak wajib dibeli semua, sesuai kebutuhan saja. Namun dari semua seragam wajib sekolah yang disediakan, seragam endek hampir semua beli," ujarnya. (weg)
Megawati Hadiri Plebon Ida Pedanda Gede Sadhawa Jelantik Putra di Gianyar |
![]() |
---|
PRIA LOKAL Digerebek di Batubulan Gianyar, Polisi Temukan ini di Rumahnya |
![]() |
---|
Kasus Orang Jatuh Ke Jurang Ternyata Korban Pengeroyokan Di Bali, Rohmat & Wahyu Jadi Tersangka |
![]() |
---|
Motif Rohmat dan Wahyu Tega Keroyok Lalu Tusuk Kurniawan, Korban Ditemukan di Bawah Jembatan di Ubud |
![]() |
---|
Hama Tikus Kembali Muncul Di Gianyar Bali, Distanak Tekankan Teknik Ngeropyok |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.