Pilkada Bali 2024
Tanggapi Video Viral Bagi-bagi Uang, Ketua Tim Pemenangan Mulia-PAS Buleleng Harja: Kami Akan Somasi
Harja mengaku tidak melihat secara langsung anak-anak itu menerima uang dari De Gadjah.
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Tim Pemenangan pasangan calon (Paslon) Gubernur-Wakil Gubernur Bali, Made Muliawan Arya - Putu Agus Suradnyana (Mulia-PAS) buka suara terkait video viral yang beredar.
Tim Pemenangan menyebut video yang beredar ada unsur kesengajaan untuk menyerang Paslon Mulia-PAS.
Hal ini diungkapkan Ketua Tim Pemenangan Mulia-PAS Buleleng, Gede Harja Astawa saat ditemui Selasa 15 Oktober 2024.
Harja mengungkapkan, acara di Sumberkima, Kecamatan Grokgak pada Jumat 11 Oktober 2024 lalu, sejatinya bukan merupakan kampanye, melainkan hanya acara megibung (makan bersama).
Baca juga: ASTAGUNA Tekankan Anti Politik Uang, Paparkan Program Unggulan di Kutampi Kaler
"Setelah acara megibung ada sesi foto-foto. Entah bagaimana anak-anak itu hadir. Ini fenomena alam yang tidak dapat dicegah, karena mereka ingin bertemu dengan Pak De Gadjah (sapaan akrab Made Muliawan Arya) hingga kemudian diajak foto-foto," jelasnya.
Harja mengaku tidak melihat secara langsung anak-anak itu menerima uang dari De Gadjah.
Namun menurutnya pemberian tersebut merupakan spontanitas dari De Gadjah untuk anak-anak.
"Mungkin karena dikasih (uang) anak ini kan rasa syukurnya ada. Adalah apakah itu penyusup atau apa, ini yang dieksploitasi seolah-olah ada agenda yang mengarah ke money politic," ucapnya.
Harja mengaku sudah melihat video viral itu. Menurutnya pada video berdurasi 14 detik tersebut, ada unsur kesengajaan mengarahkan anak-anak menjawab siapa yang memberikan uang.
Sehingga muncul persepsi seolah-olah money politic.
"Ketika saya lihat ini sengaja diarahkan begitu. Padahal anak-anak itu kan tulus, polos, ingin ketemu dengan idolanya, kemudian dikasih sesuatu sehingga dia gembira," ujarnya.
Harja menegaskan, tim kampanye meyakini tidak ada unsur money politic. Sebab dari pihaknya tidak ada niat demikian. Pun jika bicara money politic, toh anak-anak belum punya hak untuk memilih.
"Niat nggak ada, hanya spontanitas ada rasa kedekatan dengan anak-anak. Gimana kita bisa melarang seperti anak dekat dengan bapaknya. Dan yang mengidolakan Pak De Gadjah itu tidak terbatas pada usia tua-muda, anak-anak juga (mengidolakan)," jelasnya.
Harja mencontohkan saat kampanye di Desa Sangsit, Kecamatan Sawan.
Diakui ada anak-anak yang menunggu di dekat lokasi kampanye, yang setelah dia tanya mereka mengaku menunggu De Gadjah.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.