bisnis
Bali Pasar Anggur Muscat, Pedagang Pasrah dengan Hasil Uji Lab, Disebut Tercemar Kandungan Pestisida
Kadek Budiyasa, pedagang di Pasar Badung mengatakan, informasi kandungan pestisida pada anggur Shine Muscat membuat penjual buah merugi.
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
“Kami sudah diberikan mobil laboratorium keliling inilah pentingnya untuk melaksanakan uji lab di lapangan. Beberapa waktu lalu kami juga pernah menguji pangan impor lainnya memang namanya kan produk luar bervariasi. Di pasar A kami uji aman di pasar B ada kandungan tapi tipis,” kata Sunada.
“Terkait pemeriksaan sampel, kami uji secara cermat hasil sudah didapatkan tapi belum bisa diekspos karena arahan pimpinan harus diuji secara cermat dulu. Tadi sampelnya semua yang ada di Denpasar termasuk di Swalayan Jalan Hayam Wuruk. Kami juga ambil dari tiga kabupaten sudah mewakili semua kabupaten. Hasil akuratnya besok (hari ini) kami umumkan,” paparnya.
Kata dia, sebagai konsumen, anggur memang merupakan buah yang siap untuk dikonsumsi dan kulitnya tidak dikupas. Maka dari itu ia meminta pada masyarakat agar lebih bijaksana lagi apapun yang dibeli di pasar harus dicuci terlebih dulu agar jika terdapat kandungan pestisida akan larut kalau dicuci.
“Apalagi anggur kulitnya tipis kalau di Bali kita sudah mengurangi penggunaan pestisida. Kami lebih banyak menggunakan pestisida nabati sekarang. Produk luar ini perlu pengawasan,” demikian jelasnya.
Pemerintah Thailand menemukan anggur Shine Muscat impor dari China mengandung bahan kimia berbahaya. Anggur ini mengandung zat kimia Bifenazate, Dinotefuran, Fluopyram, Boscalid, Fluopicolide, Pyrimethanil, Ametoctradin, Tetraconazole, Ethirimol, Metrafenone, Fludioxonil, Bupirimate, Isopyrazam, Oxathiapiprolin, Biphenyl, dan Cyazofamid.
Diberitakan Thai PBS, Kamis 24 Oktober 2024, bahan kimia dari pestisida pada anggur itu belum masuk daftar bahan kimia berbahaya di Thailand. Karenanya dampak keamanan anggur belum diketahui. Anggur shine muscat impor dari China populer di Thailand karena harganya lebih murah daripada anggur impor dari Jepang atau Korea Selatan.
Jaringan Ritel
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Taruna Ikrar mengungkapkan, pihaknya langsung melakukan koordinasi dengan Kementerian Pertanian (Kementan). Namun sejauh ini, belum ada temuan atau laporan terkait residu pestisida yang berlebihan pada anggur shine muscat di pasar Indonesia.
"Anggur ini seharusnya kan itu hubungannya dengan Kementerian Pertanian. Kan ada disitu kan barang karantinanya, ya masuk. Tetapi, karena Badan POM punya tupoksi pengawasan obat dan makanan, ini bagian dari makanan, maka kami tadi ditegur," ujar Taruna Ikrar.
Sementara itu Wakil Menteri Pertanian Sudaryono mengatakan, pihaknya tengah mengecek keamanan produk anggur muscat yang dinilai mengandung residu kimia. Adapun pengecekan keamanan anggur dilakukan Kementan melalui Direktorat Jenderal Hortikultura.
"Jadi kita juga lagi cek. Dari sisi keamanan produk-produk pertanian ini, kita lagi cek ya. Saya kira Dirjen hortinya, saya udah minta, ya kan lagi viral," kata Sudaryono kepada wartawan di Kantor Kementan, Selasa kemarin.
Badan Pangan Nasional atau Bapanas juga turut memberikan pernyataan perihal anggur Shine Muscat. Bapanas akan memperketat masuknya pangan segar impor menyusul temuan Thailand tentang kandungan residu kimia pada anggur shine Muscat yang diimpor dari China di negeri tersebut.
Selain diimpor Thailand, anggur Shine Muscat juga diimpor Indonesia serta Malaysia dan beredar luas di jaringan ritel modern. "Terkait adanya pemberitaan di media mengenai anggur shine muscat dari China, NFA selaku OKKP akan melakukan investigasi lebih lanjut," kata Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi di Jakarta, Rabu kemarin.
Dia menjelaskan pengetatan keamanan pangan atas produk segar impor akan mencakup pemeriksaan sampling dan pengujian laboratorium. "Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari komitmen kita dalam memastikan pangan khususnya pangan segar yang beredar di Indonesia aman untuk dikonsumsi," ucap Arief. (sar)

Cuci Sebelum Konsumsi
Setyanto Hantoro Ungkapkan Komitmen Danantara, untuk Jadikan Indonesia Pusat Data Regional di Batic |
![]() |
---|
BRI Finance Genjot Transformasi Bisnis |
![]() |
---|
OKUPANSI Mal di Kisaran 75Persen, Bisnis Pusat Perbelanjaan Moderat, Dampak Masuknya Investasi Asing |
![]() |
---|
PUTUS Rantai Kemiskinan, BPJS Ketenagakerjaan Banuspa dan Pemrov Papua Selatan Teken MoU Jamsostek! |
![]() |
---|
HARGA Beras Tembus Rp15.500 Per Kg, Zulhas Sebut Terus Alami Kenaikan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.