Berita Nasional

6 Penerbangan di Bandara Ngurah Rai Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki

Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, meletus pada Senin 4 November dini hari. 

KOMPAS IMAGES / RODERICK ADRIAN MOZES
Ilustrasi pesawat terbang - 6 Penerbangan di Bandara Ngurah Rai Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki 

6 Penerbangan di Bandara Ngurah Rai Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki

TRIBUN-BALI.COM, BADUNG - Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, meletus pada Senin 4 November dini hari. 

Akibatnya, beberapa penerbangan dari dan ke Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai terdampak. 

“Hingga Senin sore setidaknya ada tiga penerbangan keberangkatan dan tiga kedatangan yang seluruhnya tujuan dan menuju ke Labuan Bajo, tidak dapat mengudara,” ujar PGS. General Manager Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Ibnu Solikin.

Baca juga: Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di NTT Warga Dengar Bunyi Dentuman, PVMBG Naikkan Status Jadi Awas!

Ibnu menambahkan keenam penerbangan tersebut berada di rentang waktu keberangkatan dan kedatangan pukul 11.45 WITA hingga 18.55 WITA.

Atas peristiwa alam yang berdampak pada penerbangan ini, pihak maskapai memberikan pilihan kepada para penumpang untuk pengembalian dana (refund), penjadwalan ulang (reschedule), atau pengaturan rute ulang (re-route).

“Kami senantiasa memperbarui perkembangan situasi ini dengan berkoordinasi bersama pihak terkait dan berharap kondisi dapat segera normal kembali,” imbuh Ibnu.

Baca juga: Sorotan Musibah Letusan Gunung Lewatobi di NTT, Satu Biarawati Katolik Dilaporkan Meninggal Dunia

Sebelumnya otoritas kegunungapian (PVMBG) menaikkan status aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki dari level III menjadi IV atau 'Awas'. 

Perubahan tersebut terhitung pada Minggu 3 November 2024 pukul 24.00 Wita.

Gunung api yang terletak Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur, mengalami kenaikan kegempaan vulkanik. 

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi atau PVMBG memantau adanya letusan pada Minggu kemarin (3/11/2024), pukul 23.57 waktu setempat atau Wita. 

Baca juga: Pemkab Bangli Bahas Regulasi Pendakian Gunung di Bangli

Letusan berlangsung selama 1.450 detik.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Flores Timur menyebutkan adanya korban jiwa akibat letusan tersebut. 

Korban meninggal sebanyak 6 jiwa, yang sudah terverifikasi. 

Mereka berasal dari Desa Klatanlo, Kecamatan Wulanggitang.

Aktivitas vulkanik gunung api berketinggian 1.584 mdpl yang terjadi pada Minggu (3/11/2024) berdampak sejumlah desa di tiga kecamatan. 

Terdapat 6 desa terdampak di Kecamatan Wulanggitang, yaitu Desa Pululera, Nawokote, Hokeng Jaya, Klatanlo, Boru dan Boru Kedang.

Pada Kecamatan Ile Bura, sebanyak 4 desa terdampak, yaitu di Desa Dulipali, Nobo, Nurabelen dan Riang Rita, sedangkan di Kecamatan Titehena berpengaruh pada empat desa, yaitu Desa Konga, Kobasoma, Bokang Wolomatang dan Watowara.

BNPB memantau populasi jiwa terdampak sebanyak 2.734 KK atau sebanyak 10.295 jiwa, dengan rincian di Kecamatan Wulanggitang 2.527 KK atau sebanyak 9.479 jiwa dan Ile Bura 207 KK/ 816 jiwa.

Saat ini Masyarakat Desa Dulipali dan Desa Lewolaga, serta pemerintah Desa Lewolaga sudah menyiapkan tempat sekolah sebagai lokasi pengungsian. 

Di sisi lain, Pemerintah Kabupaten Flores Timur telah memperpanjang status siaga darurat bencana Gunung Lewotobi Laki-laki hingga 96 hari, terhitung pada 27 September hingga 31 Desember 2024. 

Keputusan tersebut tertuang melalui Keputusan Bupati Flores Timur Nomor : BPBD.300.2.2.5/020/BID.KL/IX/2024.

Sementara itu, dengan kenaikan status aktivitas vulkanik level IV, PVMBG merekomendasikan sebagai berikut:

Masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki dan pengunjung atau wisatawan tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 7 km dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki serta sektoral 7 km pada arah Utara-Timur Laut dan 7 Km pada sektor Timur Laut.

Masyarakat agar tenang dan mengikuti arahan pemda serta tidak mempercayai isu-isu yan tidak jelas sumbernya.

Masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-Laki mewaspadai potensi banjir lahar hujan pada sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Lewotobi Laki-Laki jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi.

Masyarakat yang terdampak hujan abu Gunung Lewotobi Laki-laki memakai masker/penutup hidung-mulut untuk menghindari bahaya abu vulkanik pada sistem pernafasan.

Pemerintah Daerah senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-laki di Desa Pululera, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Folres Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi di Bandung.(*)

 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved