Erupsi Gunung Lewotobi
Rumah Dua KK Warga Bali Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi, Satu Diantaranya Dalam Kondisi Stroke
Dua keluarga asal Bali yang menetap di sekitar lereng Gunung Lewotobi, Flores Timur, harus menghadapi dampak langsung erupsi gunung tersebut.
Data sementara menunjukkan, warga yang terdampak berjumlah sebanyak 10.295 jiwa.
Mereka diungsikan untuk menempati bangunan sekolah dan tenda-tenda darurat.
"Letusan Gunung Lewotobi Laki-laki merusak fasilitas umum, kendaraan milik warga, dan infrastruktur publik, seperti beberapa ruas jalan," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.
Warga Desa Hokeng Jaya, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores, NTT, Elsa Puka menceritakan, letusan Gunung Lewotobi Laki-laki yang diikuti dengan suara dentuman kuat.
Dentuman itu seperti ledakan yang membuat kaca-kaca di rumah warga pecah.
"Panik, awalnya kami kira gempa ternyata gunung meletus," kata dia.
Selain dentuman, warga juga melihat cahaya menyala di atas Gunung Lewotobi Laki-laki.
Warga panik dan mulai berbondong-bondong meninggalkan desa mereka untuk menuju ke tempat yang aman.
Namun gunung Lewotobi Laki-laki terus memuntahkan batu dan kerikil sesaat selepas erupsi.
Beberapa warga dilaporkan sempat terjebak di dalam rumah dan mencari perlindungan untuk menutupi kepala mereka.
Aroma belerang mulai menguat.
Hingga Senin pukul 00.40 Wita, beberapa warga mulai mengevakuasi diri secara mandiri ke Desa Boru, Pululera, bahkan mulai pergi ke perbatasan Flores Timur-Sikka di arah barat Gunung Lewotobi Laki-laki.
Menurut Elsa, hampir setiap hari Gunung Lewotobi mengalami erupsi yang disertai dengan hujan abu.
Sebagai informasi, erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki kali pertama tercatat dalam sejarah terjadi pada 1861. (sar/zae/tribun flores/kompas.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.