GGGI Percepat Adopsi Kendaraan Listrik ke Indonesia, Lakukan Studi Kelayakan Bus Listrik di Bali 

GGGI Percepat Adopsi Kendaraan Listrik ke Indonesia, Mulai Lakukan Studi Kelayakan Bus Listrik di Bali 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Global Green Growth Institute (GGGI) menyelenggarakan acara peluncuran studi kelayakan untuk mengurai potensi tantangan dan peluang dalam menciptakan ekosistem sistem transportasi publik yang berkelanjutan di Bali, Indonesia. 

Acara peluncuran studi kelayakan ini dikemas dengan Kick-off Meeting Penyusunan Studi Kelayakan Rute Potensial, Bus Listrik, dan Stasiun Pengisian Daya Proyek Bali E-Mobility pada, Selasa 12 November 2024 di Sanur, Denpasar. 

Baca juga: 716 Unit Kendaraan Listrik Disiapkan untuk HLF MSP dan IAF, PLN Bali Sediakan 52 SPKLU

Studi ini merupakan bagian dari Proyek Uji Coba Kendaraan Listrik dan Pengembangan Peta Jalan Investasi Transportasi Hijau di Bali (Proyek Bali E-Mobility), sebuah kolaborasi antara Pemerintah Indonesia dan GGGI, serta didanai oleh Kementerian Lingkungan Hidup Republik Korea. 

Pada awal tahun ini, Kementerian Perhubungan mengumumkan target elektrifikasi transportasi umum perkotaan sebesar 90 persen pada tahun 2030, yang setara dengan lebih dari 45.000 unit bus listrik yang tersebar di 42 kota, dan bertujuan meningkatkan infrastruktur transportasi publik. 

Baca juga: BECAK LISTRIK di Bali, Pengoperasian Pertama di Jatiluwih, Wiranto Sebut Ini, Kecepatan 15 Km/Jam

Untuk mencapai target ambisius ini, GGGI akan mendukung Pemerintah Indonesia dalam mempercepat adopsi kendaraan listrik, baik di tingkat lokal maupun nasional, dengan melakukan studi teknis mengenai kebutuhan mobilitas inklusif, uji coba bus listrik, dan infrastruktur pendukung.

“Bali memiliki potensi untuk mempromosikan transisi ke kendaraan ramah lingkungan, dan pada gilirannya, mendukung tujuan netralitas karbon Indonesia. Transportasi yang berkelanjutan juga akan menguntungkan 4,4 Juta orang di pulau ini."

"Namun, masih banyak tantangan yang harus dihadapi, dan lingkungan yang mendukung investasi transportasi ramah lingkungan diperlukan untuk mencapai tujuan ini,” ujar Nizhar Marizi, Direktur Sumber Daya Energi, Mineral, dan Pertambangan Bappenas.

Baca juga: Beli Token Listrik Tengah Malam Tanpa Robet dengan Mobile Banking BRImo!

Sementara itu, Jaepyo Chun selaku Bali E-Mobility Project Manager, GGGI Indonesia mengatakan studi ini berfokus pada uji kelayakan teknologi, operasional, ekonomi, keuangan, dan kelembagaan untuk mempromosikan mobilitas listrik di sektor transportasi umum di Bali. 

“Tujuan akhir dari studi kelayakan ini adalah untuk mengidentifikasi rute bus listrik, spesifikasi bus listrik, dan unit pengisian daya yang akan diimplementasikan selama periode 2026-2027,” ucap, Jaepyo.

Jong Yoon Jeon, Konsulat Jenderal Korea Selatan di Bali, menghadiri acara tersebut dan menyatakan harapannya bahwa kemitraan ini akan berkontribusi secara signifikan terhadap tujuan global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca di sektor transportasi. 

“Saya sangat berharap proyek percontohan ini akan menjadi momentum pembanding untuk mereformasi transportasi umum di Indonesia menjadi lebih ramah lingkungan dan dapat direplikasi di provinsi lain,” kata, Jeon.

Bali telah mengeluarkan kebijakan dan peraturan yang memungkinkan untuk mendorong investasi yang lebih besar dalam penggunaan kendaraan listrik dengan Peraturan Gubernur Bali Nomor 48 Tahun 2019 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB), menjadikannya lokasi yang cocok untuk mengubah sistem transportasi umum di pulau ini. (*)

Berita lainnya di Kendaraan Listrik