Pilkada Bali 2024

Koster-Giri akan Bangun Institut Adat Bali, Lulusannya Jadi Pemimpin dan Pelaku Ekonomi Desa

Kata dia, di era teknologi digital yang masif, harusnya ada pemimpin yang berkomitmen menjaga adat budaya seni.

istimewa
Cagub Bali nomor 2 Wayan Koster dan Cawabup Buleleng nomor 2 Gede Supriatna hadiri SIKAT di Buleleng, Minggu 17 November 2024 

TRIBUN-BALI.COM - Pasangan Calon (Paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Bali nomor 2, Wayan Koster dan Nyoman Giri Prasta (Koster-Giri) akan membangun Institut Adat Bali di Buleleng.  Koster mendengar langsung aspirasi ini dari pelaku seni dan budaya di Buleleng.

Ketua Pasikian Yowana Majelis Desa Adat Kabupaten Buleleng, Gede Arya dalam acara Diskusi Memikat (Sikat) di Singaraja, Minggu kemarin, memberikan saran agar pemimpin Bali membangun institut yang fokus pada adat istiadat Bali.

Kata dia, di era teknologi digital yang masif, harusnya ada pemimpin yang berkomitmen menjaga adat budaya seni. Generasi muda pun seharusnya terus menerus menjaga budaya dan seni. 

Baca juga: Pjs Bupati Jembrana Sampaikan Jawaban Eksekutif atas Pandangan Umum Fraksi DPRD 

Baca juga: KPU Denpasar Mulai Proses Packing Logistik Pilkada 2024 dengan Libatkan KPPS  

"Jika bapak (Koster) terpilih sebagai Gubernur Bali, apakah bisa membangunkan kami institut adat Bali?," katanya di hadapan ratusan generasi muda.

Gede Arya juga ingin agar UPTD Museum Lontar Gedong Kirtya ditata lebih baik lagi.  Arya juga menyarankan naskah-naskah di Gedong Kirtya agar dikembalikan ke Gedong Kirtya.

Koster mengaku senang karena masih banyak generasi muda yang berniat kuat melestarikan seni, budaya, adat dan tradisi dan kearifan lokal Bali. Ia menegaskan komitmen akan membangun Institut Adat Bali.

Koster menjelaskan, berkaitan dengan seni dan budaya secara umum sudah ada Institut Seni Indonesia (ISI). Sedangkan berkaitan dengan adat istiadat, tradisi dan kearifan lokal, harus dilembagakan melalui pendidikan tinggi Institut Adat Bali.

Koster mengatakan, Institut Adat Bali akan menjadi satu-satunya di dunia. Pemerintah Bali akan membangun lembaga ini jika Koster-Giri mendapat mandat. Institut Adat Bali akan menjadi lembaga tinggi milik Pemprov Bali.

Koster menegaskan, lembaga adat ini sangat penting untuk Bali. Adat, tradisi dan kearifan lokal merupakan unsur yang berbeda dengan seni. Untuk itu perlu ada pendidikan di tataran perguruan tinggi, selain yang sudah diterapkan mulai dari level pasraman, sekolah umum dan menengah.

Banyak hal tentang adat kata Koster yang akan dipelajari dalam lembaga tinggi adat Bali seperti desa adat, ekonomi adat, keuangan adat, aturan adat. Gubernur Bali 2018-2023 ini menjelaskan, adat memiliki aturannya sendiri.

Sebuah desa adat memiliki wilayah, warga, cara pemerintahan, legislatif, yudikatif, dan lembaga keuangannya berupa LPD. Selain itu juga memiliki lembaga ekonomi riilnya, dan awig-awig serta perarem.

Koster mengatakan, lulusan Institut Adat Bali bisa menjadi pemimpin desa adat di Bali. Mereka juga menjadi pelaku usaha ekonomi adat, seperti mengembangkan Lembaga Perkreditan Desa (LPD).

Koster juga menjelaskan, terkait aspirasi generasi muda agar mengembalikan naskah-naskah ke Gedong Kirtya. Seluruh naskah bisa dikembalikan ke Gedong Kirtya apabila sarana prasarana di sini telah memadai.

Kata Ketua DPD PDI Perjuangan Bali ini, tertera dalam undang-undang yang namanya repatriasi. Sehingga nantinya Gubernur Bali bisa langsung menindaklanjuti pemulangan kembali jika fasilitas sudah lengkap di sini. (sup)

 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA
KOMENTAR

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved