Pilkada Bali 2024

Ditetapkan Sebagai Paslon Terpilih, Jaya-Wibawa Akan Rangkul Paslon Abdi  Bangun Denpasar

Ditetapkan Sebagai Paslon Terpilih, Jaya-Wibawa Akan Rangkul Paslon Abdi  Bangun Denpasar

Penulis: Putu Supartika | Editor: Aloisius H Manggol
ISTIMEWA
Pasangan calon (paslon) nomor urut 2, I Gusti Ngurah Jaya Negara dan I Kadek Agus Arya Wibawa (Jaya-Wibawa), memaparkan visi dan misi mereka dalam debat Pilwali Kota Denpasar yang digelar di Prama Hotel Sanur.  

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- KPU Kota Denpasar resmi menetapkan Paslon 02 IGN Jaya Negara dan I Kadek Agus Arya Wibawa (Jaya-Wibawa) sebagai Paslon terpilih Pilwali Denpasar 2024.

Penetapan ini dilaksanakan pada Kamis, 9 Januari 2024 di Prime Plaza Hotel Sanur.

Rapat pleno penetapan ini dipimpin langsung oleh Ketua KPU Denpasar, Dewa Ayu Sekar Anggaraeni dan dihadiri oleh perwakilan Paslon 01, Paslon 02 Jaya-Wibawa, Ketua Partai pengusung maupun pendukung, serta Forkopimda Denpasar.

Baca juga: BREAKING NEWS: Cewek Bikini Hitam Ditemukan Tewas di Bawah Tebing Pura Luhur Uluwatu Bali

Dalam kesempatan tersebut, Jaya Negara mengaku akan merangkul semua pihak dalam membangun Kota Denpasar 5 tahun ke depan.

Termasuk merangkul Paslon 01 Gede Ngurah Ambara Putra dan I Nengah Yasa Adi Susanto (Abdi).

Baca juga: BUNTUT 4 Orang Tewas Kecelakaan Bus Siswa SMK TI Bali Global di Malang, Polda Bali Turun Tangan

"Kami butuh dukungan semua pihak, tak hanya partai pendukung, kandidat 01 pun termasuk partai pendukungnya," kata Jaya Negara.


Sehingga pihaknya bisa menyelesaikan permasalahan yang ada di Denpasar.


Jaya Negara menyebut, ada dua permasalahan krusial di Denpasar saat ini yakni kemacetan dan dan sampah.


Dan hal ini akan menjadi prioritas penanganan selama 5 tahun ke depan, selain menjalankan program lainnya di Denpasar.


"Yang jelas kami memang sadari masalah paling urgen di Denpasar adalah sampah dan kemacetan," katanya.


Terkait masalah sampah, pihaknya mengaku sudah berkoordinasi dengan provinsi Bali.


Dan menurutnya, satu-satunya cara mengatasi sampah adalah dengan menggunakan incinerator.


Karena menurutnya, RDF (Refuse Derived Fuel) dari sampah tidak memberikan solusi.


"Karena masih ada sisa residu, dan kalau RDF dibawa keluar, biayanya cukup tinggi," katanya.


Sementara untuk kemacetan pihaknya melakukan koordinasi dengan pusat dan provinsi dan saling bersinergi. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved