Berita Denpasar

ANCAM Rekanan! PUPR akan Tunda Pembayaran Jika Air Masih Menggenang di Proyek Drainase Denpasar

Beberapa proyek perbaikan drainase dan trotoar sedang berlangsung di Denpasar. Proyek ini menjadi satu paket dengan perbaikan jalan.

Tribun Bali/ I Putu Supartika
PEMBANGUNAN DRAINASE - Proyek drainase di Jalan Arjuna Denpasar yang tengah berlangsung, Kamis (20/11).  

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Beberapa proyek perbaikan drainase dan trotoar sedang berlangsung di Denpasar. Proyek ini menjadi satu paket dengan perbaikan jalan.

Beberapa proyek perbaikan drainase dan trotoar ini misalnya di kawasan Jalan Kartini, Nakula, Arjuna, Abimanyu, Jalan Padma, dan Jalan Danau Tamblingan.

Perbaikan drainase ini dilakukan untuk memperlancar aliran air dan antisipasi banjir di musim penghujan.

Kepala Dinas PUPR Kota Denpasar, AA Ngurah Bagus Airawata mengatakan rekanan harus benar-benar memastikan setelah proyek selesai air mengalir lancar.

Baca juga: Jika Air Masih Menggenang di Proyek Drainase, PUPR Denpasar Akan Tunda Pembayaran Rekanan

Jika ada air yang masih menggenang, maka pembayaran termin terakhir tak akan dilakukan sampai rekanan melakukan perbaikan dan pembersihan.

"Kami minta bersihkan. Kalau airnya masih tergenang, kami suruh perbaiki. Itu sesuai klausul kontrak, minta rekanan bekerja maksimal," kata Airawata.

Airawata menambahkan, sebelum dilakukan serah terima pertama, pihaknya akan mengontrol semua proyek. 

"Saat serah terima pertama, sudah harus bersih dan tidak ada air menggenang. Kalau sudah bersih, baru kami bayar termin terakhir. Kalau belum kami tunda sampai diperbaiki," paparnya.

Sebelumnya, Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara menyoroti beberapa perbaikan drainase dan trotoar.

Jaya Negara menyebut, dalam beberapa kasus, pekerjaan dilakukan dengan cara menutup saluran terlebih dahulu tanpa memastikan bagian bawahnya benar-benar dibersihkan atau dinormalisasi.

Baca juga: Untuk Pemeliharaan Infrastruktur, PUPR Denpasar Bali Siapkan Rp 5 Miliar Per Tahun

“Catatan kami, banyak drainase yang dikerjakan dipasang dulu, padahal di bawahnya tidak digelontor. Itu terjadi di beberapa titik," papar Jaya Negara

Pihaknya pun sudah menyampaikan ke Kadis Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PU) jangan sampai hal seperti itu terjadi lagi. 

"Nanti seolah dibilang mempercantik, tapi di bawahnya tidak berfungsi. Di atasnya bagus, tapi banjir tetap. Itu tidak boleh,” tegasnya.

Pihaknya menekankan bahwa prinsip utama dalam proyek drainase bukanlah penataan estetika, melainkan efektivitas fungsi hidrologi.

Karena itu, sebelum saluran ditutup atau disemen, pekerjaan penggelontoran dan normalisasi aliran air harus menjadi prioritas utama karena saat ini dalam ruang drainase masih terdapat banyak kerikil namun sudah ditutup paving.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved