Bandara Bali Utara
Dirut PT BIBU Ungkap Bandara Internasional Bali Utara Proyek Inovatif Berkonsep Restorasi Abrasi
Direktur Utama PT BIBU Panji Sakti, Iwan Erwanto, menjelaskan bahwa proyek ini dirancang dengan konsep restorasi abrasi untuk mengatasi permasalahan..
Penulis: Putu Kartika Viktriani | Editor: Putu Kartika Viktriani
Konsep ini memastikan kehormatan terhadap situs suci tetap dijaga, sejalan dengan prinsip Tri Hita Karana yang menjadi panduan proyek ini.
Dukungan dari Tokoh Adat dan Masyarakat
Proyek Bandara Bali Utara mendapatkan dukungan dari tokoh adat setempat, termasuk Anak Agung Ngurah Ugrasena, Penglingsir Puri Singaraja.
“Kami mencoba mengikuti komitmen dan konsep perencanaan PT BIBU Panji Sakti ini. Menurut kami, konsep ini yang paling tepat,” ujarnya.
Ugrasena menekankan pentingnya lokasi bandara yang berada di tengah laut, sehingga tidak ada penggeseran pura.
“Kami tidak mau ada penggeseran Pura setapak pun,” tegasnya.
Ia juga mengapresiasi konsep pembangunan yang tidak melibatkan jual beli tanah masyarakat.
“Aerotopolis tidak ada jual beli tanah, dan dikawal oleh 13 kepala desa,” katanya.
“Ini komitmen bagaimana tujuan keberadaan bandara ini untuk mensejahterakan masyarakat.”
Proyek ini juga dianggap ramah budaya dan lingkungan, serta melibatkan masyarakat lokal dalam proses pembangunan.
“Penduduk setempat tetap tinggal di sana dan diberdayakan,” tambahnya.
Infrastruktur Pendukung: Menghubungkan Bali Utara dan Selatan
Agar akses ke bandara menjadi mudah, pemerintah telah mempersiapkan infrastruktur seperti jalan tol dan kereta api.
“Dari bandara ke Bandara Ngurah Rai sejauh 60 kilometer, akan tersedia jalan tol dan kereta api,” ungkap Iwan.
“Kalau naik mobil, waktu tempuh hanya sekitar setengah jam.”
Proyek ini diharapkan membawa dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat Bali Utara.
Dengan konsep Aerotopolis, peluang usaha dan pekerjaan baru akan terbuka luas.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.