Berita Bali

Jawaban Menteri BUMN Erick Thohir Ditanya Soal Pembangunan Bandara Bali Utara

Menteri BUMN, Erick Thohir meninjau Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Kamis (21/11).

Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Ady Sucipto
Zaenal Nur Arifin/Tribun Bali
REVITALISASI BANDARA - Menteri BUMN, Erick Thohir saat meninjau program revitalisasi Bandara Ngurah Rai, Kamis (21/11). 

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Menteri BUMN, Erick Thohir meninjau Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Kamis (21/11).

Erick berkeliling melihat bandara tersibuk kedua di Indonesia ini. Kata dia, bandara di Indonesia harusnya dioptimalkan bukan dilakukan pembangunan baru.

“Memang konsepnya kadang-kadang kita selalu berpikir membangun lebih besar, lebih besar lagi. Padahal kuncinya itu mengoptimalkan yang sudah ada itu bukan berarti membangun yang lebih besar tapi mengoptimalkan,” ujar Erick.

Baca juga: IDE Bandara Bali Utara, Erick Thohir: Lebih Baik Optimasi Bandara Ngurah Rai, Bisa Tampung 32 Juta!

Bandara Ngurah Rai sebelumnya bisa menampung 24 juta penumpang per tahun. Dengan optimalisasi seperti saat ini dapat meningkat menjadi 32 juta penumpang.

Ia memberikan contoh pengoptimalan Bandara Ngurah Rai dengan membangun Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) terminal domestik sudah sangat tepat.

“Itu kita gimana 24 juta menuju 32 juta penumpang pasti solusi awalnya bangun tapi tidak (dilakukan pengembangan bandara). Justru mengefisienkan, me-relayout, merekomposisi, memastikan mana yang perlu, mana yang bisa dimaksimalkan. Ternyata bisa naik sampai 32 juta,” ungkapnya.

Erick Thohir mengatakan, sebelum batas kapasitas maksimal Bandara Ngurah Rai terlampaui, maka harus segera dipikirkan ulang alternatif lain misalnya pembangunan Bandara baru di Bali.

“Masih oke tapi habis 32 juta itu mikir lagi. Ada pemikiran dari Bapak Presiden Prabowo untuk melihat juga alternatif pengembangan," kata dia.

"Tapi mungkin di sini 32 juta sampai tahun 2029 sampai 2030, berarti mungkin keputusan pembangunan kalau ada penambahan airport pun dimana di Bali terserah Pemerintah Pusat dan daerah,” sambung Erick Thohir.

Kata Erick, apapun kebijakan Pemerintah Pusat, maka BUMN akan mendukung.

 "Tahun 2027 itu harus sudah mulai dibangun. Jangan sampai nanti begitu sudah 32 juta penumpang di 2029 hingga 2030 baru ada pemikiran alternatifnya," katanya.

Baca juga: Soal Bandara Internasional Bali Utara, Penglingsir Puri Singaraja Tegas Tak Mau Ada Pergeseran Pura

“Kadang-kadang kita di Indonesia oh kan masih lama 32 juta pas 2029 nya baru oh iya ini harus mulai dibangun ya telat. Kita harus mulai tarik ke belakang supaya lebih cepat pembangunannya,” imbuhnya.

Lalu apa perlu segera dibangun Bandara di Bali Utara? Erick Thohir menjawab: “Saya tidak tahu (keputusan pembangunan Bandara Bali Utara).

Saya tidak mengambil kebijakan cuma silakan kalau sudah 32 juta, segera perlu ada pemikiran 2027 mulai dibangun (bandara),” paparnya.

Sementara itu, Direktur Utama PT Angkasa Pura Indonesia (InJourney Airports) Faik Fahmi menyatakan, seluruh bandara akan dioptimalisasi untuk antisipasi membeludaknya penumpang selama libur Nataru.

“Jadi seluruh bandara di bawah InJourney Airports akan kami operasikan 24 jam. Jadi ini dapat memberikan fleksibilitas ke maskapai untuk terbang di jam berapa saja,” demikian ucap Faik Fahmi.

General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai, Ahmad Syaudi Shahab mengatakan, selama tahun 2024, terdapat 13 tambahan penambahan rute baru yang terdiri dari delapan rute internasional yakni tujuan Bangaluru, Canbera, Shanghai, Abu Dhabi, Moskow, Kota Kinabalu, Phuket, dan Busan, serta lima rute domestik antara lain tujuan Sorong, Bandar Lampung, Berau, Sumbawa, dan Dhoho.

Baca juga: Tak Hanya Bandara, PT BIBU Akan Bangun 3 Hal Ini di Bali Utara: Aerocity, Aerotropolis dan Airport

Total rute penerbangan yang dilayani Bandara I Gusti Ngurah Rai hingga awal November 2024 sebanyak 62 rute yaitu 40 rute penerbangan internasional dan 22 rute domestik. Ia berharap dengan revitalisasi pihaknya dapat mengoptimalkan fasilitas dan pelayanan.

“Kami tengah mempersiapkan fasilitas dan layanan untuk menyambut libur Natal dan tahun baru (Nataru) bulan Desember mendatang.

Melihat histori pada saat peak season, normalnya akan terjadi peningkatan kunjungan ke Bali di periode tersebut,” ujarnya. (zae)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved