Berita Badung

20 Ton Per Hari, Pesisir Pantai di Badung Dikepung Sampah Kiriman

Tidak hanya sampah dari angin barat, namun sampah-sampah yang ada diduga juga berasal dari sungai yang dibawa air saat hujan lebat.

ISTIMEWA
SAMPAH KIRIMAN – Sejumlah alat berat dikerahkah DLHK Badung untuk pembersihan dan pengangkutan sampah kiriman di Pantai Legian, Kuta, Badung, Rabu (4/12). 

TRIBUN-BALI.COM - Sejumlah pesisir di Kabupaten Badung mulai di kepung sampah kiriman. Hal itu pun terjadi seiring insensitas hujan yang meningkat.

Tidak hanya sampah dari angin barat, namun sampah-sampah yang ada diduga juga berasal dari sungai yang dibawa air saat hujan lebat. Sampah-sampah itu pun sudah muncul dari beberapa waktu lalu.

Bahkan dari hasil pembersihan yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK), sampah baru bisa diangkut sejak Rabu (4/12). Pengangkutan sampah pun dilakukan di pantai Legian dengan menggunakan alat berat.

Sampah kiriman sudah muncul di kawasan Pantai Samigita (Seminyak, Legian dan Kuta) dan Pantai Jimbaran. Sampah itu berupa campuran antara plastik, ranting kayu dan batang pohon.

Baca juga: 2 Banjar Terisolasi, Pohon Besar Tumbang di Payangan dan Abiansemal, Sempat Tutup Akses Warga

Baca juga: Dewan Buleleng Rancang Tim Appraisal, Dibahas dalam Ranperda Penanggulangan Bencana 

SAMPAH KIRIMAN – Sejumlah alat berat dikerahkah DLHK Badung untuk pembersihan dan pengangkutan sampah kiriman di Pantai Legian, Kuta, Badung, Rabu (4/12).
SAMPAH KIRIMAN – Sejumlah alat berat dikerahkah DLHK Badung untuk pembersihan dan pengangkutan sampah kiriman di Pantai Legian, Kuta, Badung, Rabu (4/12). (ISTIMEWA)

Koordinator Deteksi Evakuasi Sampah Laut (Desalut) DLHK Badung, Made Gede Dwipayana menerangkan bahwa sampah kiriman memang telah mulai muncul sejak Kamis, (28/11) lalu. Hal itu dipicu oleh intensitas hujan yang mulai meningkat belakangan ini, ditambah faktor musim angin baratan.

"Iya dari waktu ini sudah mulai muncul sampahnya di pesisir Seminyak, Legian dan Kuta. Selain di Samigita, di Jimbaran juga mulai muncul, yang lainnya belum. Pembersihan pun sudah kami lakukan bertahap," ujarnya.

Pihaknya mengaku dalam penangan sampah pantai, sampah yang berat seperti kayu kering atau dahan pohon dikumpulkan terlebih dulu.

"Untuk sampah kayu kita bawa ke Pusat Daur Ulang (PDU) Mengwi. Disana nanti akan diolah menjadi serbuk kayu dengan mesin Woodchipper. Yang lainnya kita masih kumpulkan di STO," ungkapnya.

Lebih lanjut pihaknya mengaku jika jumlah sampah kiriman yang muncul diawal musim ini diakuinya masih standar. 

Rata-rata sampah yang diangkut sekitar 20 ton perhari dan itu masih dikumpulkan pada sejumlah STO (stop over) di sejumlah titik pantai terkait.

"Belum ada peningkatan yang signifikan jumlahnya. Jika sudah muncul angin barat baru sampah akan menepi dengan jumlah besar," bebernya.
 
Untuk menangani sampah sementara ini pihaknya mengerahkan 50 orang personel yang mobile melakukan pemantauan.

Apabila terdapat sampah kiriman, akan langsung dibersihkan dengan bantuan 4 loader, 2 beach cleaner, dan 2 crawler carrie.

"Kalau berkaca dari tahun lalu, puncak sampah kiriman diperkirakan akan terjadi pada bulan Januari dan berakhir pada akhir Maret akhir," imbuhnya. (*)

 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved