Travel
DISKON Tiket Pesawat 10 Persen, Rute Bali-Makassar PP Jadi Rp2,2 Juta, Simak Syarat & Ketentuannya
Diproyeksikan harga tiket pesawat secara nasional dapat turun hingga 10 persen atau rata-rata sekitar atau Rp 157 ribu selama periode Nataru.
Direktur Utama TransNusa, Bayu Sutanto, menyatakan bahwa kebijakan ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam menurunkan harga tiket pesawat domestik. “Penurunan harga tiket yang diproyeksikan mencapai 10 persen ini akan mencakup beberapa komponen biaya, di antaranya fuel surcharge, PJP2U, PJP4U, dan penyesuaian harga avtur di beberapa bandara,” ungkap Bayu Sutanto.
Sebagai tambahan, TransNusa akan memberikan potongan harga pada periode penerbangan tertentu selama liburan yang dapat dilihat di transnusa.co.id ataupun di Online Travel Agent (OTA) dan agen-agen perjalanan lainnya.
Sementara maskapai berbiaya hemat terbaik versi Skytrax, Indonesia AirAsia menyatakan dukungan penuh terhadap kebijakan pemerintah untuk menurunkan harga tiket penerbangan domestik. “Indonesia AirAsia mendukung penuh arahan pemerintah untuk menciptakan transportasi udara yang lebih terjangkau, terutama di momen penting seperti libur Natal dan Tahun Baru,” ujar Direktur Utama Indonesia AirAsia, Veranita Yosephine dalam keterangan tertulisnya.
Lebih lanjut Veranita menyampaikan langkah ini diharapkan mampu menurunkan biaya perjalanan udara, selaras dengan proyeksi pemerintah yang menargetkan penurunan harga tiket pesawat sekitar 10 persen.
Pengurangan tersebut mencakup sejumlah komponen biaya tiket seperti fuel surcharge, Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U), jasa pendaratan, dan komponen penunjang lainnya. Selain mendorong keterjangkauan harga tiket, Indonesia AirAsia juga menyambut baik koordinasi intensif dengan para pemangku kepentingan dalam memastikan kelancaran implementasi kebijakan ini.
“Indonesia AirAsia percaya, kolaborasi solid antar-stakeholder akan memperkuat dampak positif kebijakan ini terhadap masyarakat dan industri penerbangan,” kata dia. (zae)
ASITA Bali Berharap Tak Berlaku Sementara
Ketua DPD ASITA Provinsi Bali, I Putu Winastra menanggapi penurunan harga tiket pesawat domestik. Winastra mengatakan terkait dengan penurunan harga tiket itu pihaknya dari asosiasi dan pelaku pariwisata tentu mengapresiasi usaha pemerintah didalam melakukan penurunan harga tiket.
“Justru harapan kita kedepan penurunan harga tiket ini mungkin dilakukan tidak hanya pada event akhir Tahun karena harga tiket satu kunci sebuah main componen dari paket perjalanan kalau misal harganya terlalu mahal orang juga malas datang,” kata Winastra, Rabu (4/12).
Ia juga menjelaskan, sebab biasanya para wisatawan ini kebanyakan tidak datang seorang diri saja. Namun juga bersama keluarga seperti dengan pasangan atau dengan anak-anak mereka. Tentunya jika harga tiket pesawat mahal ini akan mempengaruhi budget dari wisatawan untuk berlibur.
Winastra juga paparkan penurunan harga tiket Rp 157 ribu ini mungkin tidak bisa digeneralisir pada semua maskapai. Pastinya akan ada ketentuan tiket pesawat dari mana dan tujuan ke mana serta pemberlakukan potongan harga berapa persen.
Melalui penurunan harga tiket hanya Rp 157 ribu ini wisatawan dinilai juga akan berpikir untuk datang terlebih sekarang terutama dari sisi destinasi, contohnya di Pulau Jawa wisatawan akan traveling dari satu destinasi ke destinasi lain memakai kendaraan pribadi seperti mobil yang jauh lebih murah. “Inilah yang harus dijadikan refrensi pada pemerintah agar Bandara ini benar-benar bisa siap,” sambungnya.
Penurunan harga tiket ini hendaknya harus dilakukan penyesuaian juga karena persaingan wisata tidak hanya berbicara di domestik saja.
“Dengan Luar Negeri juga contoh misalnya kita ke Malaysia bisa lebih murah daripada ke Sumatra ini kan jadi ironi. Jadi penurunan ini belum tentu memberikan dampak yang bagus ketika harganya Rp 1 juta cuma dapat Rp 150 ribu kan tidak bagus juga. Jadi ini bergantung daripada komponen lain yang ikut serta di dalam tiket tersebut. Penurunan tiket ini tidak hanya sementara tetapi secara gradual bertahap sehingga target pemerintah di tahun 2025 bisa tercapai,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun mengatakan ini merupakan kabar yang ditunggu semua lapisan masyarakat. “Ini kabar yang ditunggu oleh semua masyarakat terkait harga tiket yang belum resineble tentu tidak hanya pada sektor pariwisata yang merasakan saja namun juga secara umum masyarakat pertumbuhan ekonomi jadi meningkat lagi,” jelas, Tjok Pemayun pada Rabu (4/12).
Jelang libur Nataru 2024/2025 ini, Tjok juga memprediksi kunjungan wisatawan akan meningkat dari Tahun 2023 sebelumnya. “Meningkat sekitar 20 persen karena Bali dirasakan tempat wisata nyaman dan aman dan tetap pariwisata budaya tetap jadi andalan,” imbuhnya.
Sementara untuk antisipasi kemacetan seperti yang terjadi pada Tahun lalu telah dilakukan koordinasi dengan Dinas Perhubungan (Dishub). “Nanti Dishub yang akan sampaikan seperti apa langkah-langkahnya karena penataan di jalan raya traffic di Dishub kami tinggal koordinasikan yang jelas akan diantisipasi tidak akan kejadian lagi seperti tahun lalu,” ujarnya. (sar)
INSIDEN Penembakan WNA Tak Berpengaruh, Australia Masih Mendominasi Kedatangan Turis ke Bali |
![]() |
---|
KAPAL Cepat Banyuwangi-Denpasar Uji Coba, Waktu Tempuh 2,5 Jam, Angkut 400 Penumpang, Ini Biayanya! |
![]() |
---|
Destinasi Wisata Rawan Laka Laut, Polsubsektor Lembongan Perketat Pengawasan di Devil's Tears |
![]() |
---|
LARI & Potensi Ekonomi Komunitas di Bali, Pererenan Contoh Sinergi Pariwisata, Investasi & Lokal |
![]() |
---|
CEKREK! Selfie di Nuanu Creative City Spot Foto Instagramable di Pulau Dewata, Simak Beritanya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.