Politik Nasional

PANAS Hubungan Megawati & Jokowi Berujung Pemecatan Anak & Mantu, Pindah Partai Lain atau Buat Baru?

Setidaknya, bersamaan dengan Jokowi, ada 27 kader PDIP yang bernasib sama. Pemecatan ini dilakukan dikarenakan kader ini dianggap membelot dari PDIP.

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Panas hubungan Megawati (tengah) dan Jokowi (kanan) berakhir pada pemecatan sang mantan Presiden RI, bersama anak mantunya dari PDIP.  

Selain Prabowo yang memang memiliki basis massa, pendukung Jokowi juga banyak yang ikut ke pilihan Jokowi tersebut.

Bahkan ada beberapa kader PDIP kemudian keluar dan merapat ke Prabowo. "Dan Prabowo juga mengakui jika kehadiran Jokowi berpengaruh pada kemenangannya," paparnya.

Menurutnya, seandainya Jokowi berada di barisan Ganjar, kemungkinan yang terjadi akan berbeda. Subanda menambahkan, meskipun Jokowi sudah dipecat dari PDIP, ia masih tetap memiliki idola basis massa yang kuat.

Hal ini terbukti dari beberapa kali ia berkunjung meskipun tak lagi sebagai presiden, masyarakat masih antusias.

Begitu juga dengan Gibran, saat ini juga sudah memiliki basis massa terutama dari kalangan muda yang berharap membawa perubahan besar ke depan.

Sementara untuk di Bali, Subanda mengatakan jika PDIP telah memiliki basis tradisional yang kuat. Namun, hal ini bukan berarti jokowi tak memiliki idola di Bali.

Subanda juga mengatakan, jika generasi muda sekarang sudah tak banyak yang fanatik dengan partai.

Bahkan menurutnya, yang mengidolakan Jokowi juga bukan hanya datang dari PDIP namun juga partai lainnya seperti Golkar.

Meski begitu, bagi simpatisan PDIP yang fanatik, akan memberikan cap Jokowi sebagai pengkhianat, termasuk juga kader lain yang keluar dari PDIP. 

Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri. (ISTIMEWA)

 

Peluang Jokowi dirikan partai sendiri

Jokowi bisa jadi membangun partainya sendiri dari nol atau menumpang organisasi relawan pendukungnya, Pro Jokowi atau Projo.

Kelompok simpatisan ini telah didesuskan bakal berubah menjadi partai politik, sejak beberapa waktu lalu. Jokowi pun sudah merestui perubahan status tersebut secara tersirat.

“Terserah Projo,” ujarnya singkat pada Ahad, 27 Oktober 2024, saat ditemui di warung Soto Triwindu Solo.

Ide perubahan Projo menjadi partai politik pertama kali, disampaikan oleh Bendahara Umum Projo Panel Barus dan kemudian diikuti oleh pernyataan Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi, pada Agustus lalu.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved