Berita Gianyar
Dampak Bencana Alam, Kerugian PLN Gianyar Capai Rp 300 Juta
Manager PLN Bali Timur, Imadya Nareswari mengatakan, terkait kabel tanam, memang selalu menjadi pembahasan.
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Bencana yang marak terjadi menjelang akhir tahun 2024, menyebabkan PLN wilayah Gianyar mendulang kerugian material.
Per Selasa 24 Desember 2024, kerugian material dampak bencana ini sudah mencapai Rp 300 juta.
Kerugian itu ditimbulkan oleh tiang yang tumbang terkena tanah longsor, terkena pohon tumbang.
Manager ULP PLN Gianyar, Agus Cipta, Rabu 25 Desember 2024 mengatakan, sejak memasuki musim hujan pada penghujung tahun 2024, pihaknya hampir setiap hari mendapatkan laporan dari adanya gangguan listrik akibat tanah longsor dan pohon tumbang.
Baca juga: PLN Pastikan 13 SPKLU Di Bali Utara Tetap Aktif Selama Libur Nataru
Hal ini biasanya terjadi di kawasan yang piranti PLN, seperti tiang dan kabel berada di kawasan bertebing dan kawasan yang banyak ditumbuhi pohon besar.
"Selama sepekan ini, kami hampir setiap hari melakukan penanganan material seperti tiang dan kabel yang tumbang dan lepas karena terkendala tanah longsor maupun pohon tumbang. Kerugian material yang ditimbulkan mencapai Rp 300 juta," ujarnya.
Agus mengatakan, pihaknya sangat mengharapkan bantuan masyarakat dalam meminimalisir dampak dari bencana alam.
Yakni, dengan menginformasikan ada pihaknya, jika menemukan adanya tanah yang akan longsor atau pohon yang akan tumbang di area yang terdapat tiang atau kabel milik PLN, supaya sebelum bencana terjadi, pihaknya telah bisa mengambil langkah antisipasi.
"Sampai saat ini, kita hanya mengharapkan informasi dari masyarakat, jika sekiranya ada tanah yang akan longsor atau pohon yang akan tumbang, supaya kita segera bisa mengambil tindakan," jelasnya.
Bisakah kabel-kabel PLN ditanam di bawah tanah agar mengantisipasi gangguan listrik akibat pohon tumbang dan tanah longsor, di samping untuk mengurangi 'polusi' kabel yang saat ini menjadi sorotan banyak pihak?
Manager PLN Bali Timur, Imadya Nareswari mengatakan, terkait kabel tanam, memang selalu menjadi pembahasan.
Bahkan dalam rapat bersama Ombudsman Bali belum lama ini, juga muncul pembahasan ini.
Kata dia, kabel tanam tentu bisa dilakukan. Namun hal tersebut membutuhkan investasi yang besar, karena perlu membuat jaringan utilitas di bawah tanah.
Sejauh ini, dalam meminimalisir dampak bencana ialah setiap kabel dipasangi isolasi, supaya terkena gesekan pohon listrik tidak terganggu.
Namun demikian, di beberapa kawasan kabel-kabel telah di tanam. Seperti di Ubud. Di sana sering digelar upacara pengabenan dengan sarana pengabenan yang kabel-kabel nya harus dilepas saat prosesi berlangsung.
"Kabel tanam membutuhkan investasi besar. Namun di beberapa tempat, kami sudah lakukan. Seperti di Ubud, di sana sering ada upacara ngaben, supaya tidak lepas pasang kabel terus, sehingga di beberapa tempat yang menghalangi prosesi pengabenan, kita lakukan penanaman," ujarnya. (*)
Kumpulan Artikel Gianyar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.