Pendaki Tersesat di Gunung Agung
Bahaya Cuaca Buruk dan Kabut Tebal Saat Mendaki Gunung Agung, Ini Tips dari Pemandu Lokal
Peristiwa dua pendaki yang dilaporkan hilang saat mendaki Gunung Agung, menjadi perhatian publik.
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Bahaya Cuaca Buruk dan Kabut Tebal Saat Mendaki Gunung Agung, Ini Tips dari Pemandu Lokal
TRIBUN-BALI.COM, KARANGASEM - Peristiwa dua pendaki yang dilaporkan hilang saat mendaki Gunung Agung, menjadi perhatian publik.
Terlebih mereka nekat mendaki gung tertinggi di Bali dalam situasi cuaca buruk seperti saat ini.
Baca juga: Sorotan Bali: Identitas Bule Wanita Pendaki Gunung Agung yang Tewas Terpeselet ke Jurang 15 Meter
Ketua Forum Pemandu Wisata Pendakian Gunung Agung, I Ketut Mudiada menjelaskan, pendaki yang tersesat itu awalnya naik ke Gunung Agung melalui jalur Pengubengan, Desa Besakih.
Mereka awalnya berjumlah 5 orang, dan sempat berkoordinasi di Kawasan Hutan Basukian, Besakih.
"Pihak pengelola di kawasan hutan Besakih sempat menyarankan agar menggunakan jasa pemandu wisata pendakian lokal. Namun mereka bilang sudah biasa melakukan pendakian."
Baca juga: Pencarian Pendaki di Gunung Agung Belum Buahkan Hasil, Hujan Badai Persulit Pencarian
"Mereka merasa bisa mendaki tanpa menggunakan jasa teman-teman pemandu lokal Besakih," ungkap Mudiada yang juga ikut proses evakuasi dua pemandu yang hilang tersebut, Jumat (27/12/2024).
Namun dalam perjalanannya, saat menuruni gunung tiba-tiba cuaca sangat buruk dan kabut tebal.
Sehingga rombongan pendaki ini tercerai berai.
Baca juga: Kronologi Hilangnya 2 Pendaki di Gunung Agung Bali, Cuaca Buruk, Tertinggal Hingga Lupa Jas Hujan
Tiga di antaranya berhasil turun ke Pos Pengubengan, namun dua pendaki lainnya masih berada di gunung dan sempat dinyatakan hilang.
Ia pun menjelaskan, bahaya jika mendaki gunung dalam kondisi cuaca buruk. Terutama saat kabut tebal.
"Di saat kabut tebal, walau tau jalur pun bisa tersesat. Saya yang 30 tahun mendaki Gunung Agung, jika turun kabut tetap harus konsentrasi tinggi dan berhati-hati terutama di setiap persimpangan agar tidak salah jalur," ungkap Mudiada.
Jika salah jalur, nanti pendaki akan menemukan medan yang berupa tebing yang curam. Seperti yang ditemui dua pendaki yang hilang tersebut.
Baca juga: 29 Pendaki Terjebak Saat Gunung Raung Erupsi 24 Desember 2024, Kolom Abu Capai 2.000 Meter!
Apalagi dalam situasi hujan, medan tersebut sangat licin dan jarak pandang sangat terbatas.
"Sehingga jika cuaca tidak menentu seperti saat ini, kadang cerah kadang hujan, memang paling aman mendaki menggunakan jasa pemandu di sekitar jalur pendakian," jelas Mudiada.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.