Program Makan Bergizi Gratis
Program Makan Bergizi Gratis di Bali: Anggaran Rp4 Miliar Untuk Bangun Dapur di Kabupaten Jembrana
Program pemerintah yakni Makan Bergizi Gratis (MBG) mulai dijalankan di beberapa kabupaten di Bali, salah satunya di Kabupaten Jembrana
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Program pemerintah yakni Makan Bergizi Gratis (MBG) mulai dijalankan di beberapa kabupaten di Bali, salah satunya di Kabupaten Jembrana.
Di Kabupaten Jembrana sendiri sudah mulai menjalankan program tersebut dengan menyisir beberapa sekolah dan sudah mulai mencakup lebih dari 3.109 siswa yang tersebar di 15 sekolah.
Menurut data, untuk persiapan program MBG ini Mitra yang ditunjuk adalah Yayasan Boga Bahagia Jembrana, menelan dana sekitar Rp4 Miliar untuk membangun dapur.
Penanggung Jawab Yayasan Boga Bahagia Jembrana, I Ketut Sutarka menuturkan, sebelum menjadi mitra dari BGN untuk program makan bergizi gratis ini, pihaknya mengikuti sejumlah tahapan yang tak mudah.
Baca juga: SEDIH! Jasad Laki-laki Ditemukan di Perairan Buleleng, Berusia 75 Tahun, Hanya Berbekal Rp600 Ribu
Mulai dari pengajuan, seleksi, hingga verifikasi dan lolos verifikasi dari BGN.
“Astungkara, kami dipilih untuk melaksanakan program dari Pak Presiden ini di Jembrana,” kata Sutarka.
Dia menuturkan, setelah semua hal selesai, ia kemudian membangun dapur sehat sesuai standar yang diberikan pemerintah pusat.
Dapur sehat pertama dibangun di wilayah Kelurahan Lelateng, Kecamatan Negara. Anggarannya tak main-main, satu dapur menyediakan anggaran senilai Rp 4 miliar.
Sebab, pembangunannya dilakukan secara mandiri dan menyesuaikan dengan standar yang diberikan.
Baca juga: Palebon Jero Gede Batur Alitan Bangli: Palebon Diadakan 24 Januari 2025, Gunakan Bade Tingkat 9

Baca juga: Tukang Ojek Rudapaksa WNA China di Bali, Menpar Widiyanti : Beri Citra Buruk Pariwisata Indonesia
“Satu dapur Rp 4 miliar. Itu meliputi tanah hingga bangunan dapur serta piranti pendukung lainnya untuk pengerjaan makanan hingga siap disantap,” ungkapnya.
Soal SDM dan bahan makanan untuk program ini, I Ketut Sutarka menyebutkan secara total jumlah pekerja yang beroperasi di dapur sehat sebanyak 47 orang.
Jumlah tersebut didampingi oleh 3 Ahli Gizi yang memang sudah disiapkan oleh BGN.
Ahli gizi tersebut bertugas untuk memantau dan menakar pemberian kalori kepada penerima manfaat dengan nilai Rp10 ribu per porsi sesuai arahan pemerintah pusat.
Puluhan orang Jembrana tersebut bekerja secara shift yang mulai bekerja sejak pukul 23.00 WITA dan pukul 02.00 WITA mulai memasak.
Kemudian mereka juga melakukan distribusi ke 15 sekolah yang masuk dalam list penerima manfaat program makan bergizi gratis ini.
Sementara itu, armada untuk distribusi mulai dari mengantar hingga mengambil juga telah disediakan.
Kemudian bahan makanan secara keseluruhan diambil dari lokal Bali. Mulai dari daging ayam, telur, ikan, sayur serta buah yang jadi kudapan.
Namun untuk tempat makan berbahan stainless sudah disiapkan sesuai standar BGN.
“Sebanyak 47 orang ini dari lokalan Jembrana semua. Mereka bekerja secara shift. Kita sangat ingin memberdayakan SDM kita sendiri termasuk bahan baku dari masyarakat kita juga untuk meningkatkan perekonomian di Jembrana,” jelasnya.
“Misalnya untuk telur kita ambil dari peternak kita, sehingga mereka bakal semangat untuk beternak. Astungkara nantinya semua bisa kita serap,” imbuhnya.
Disinggung mengenai kelanjutan program ini, Sutarka menyebutkan program ini akan berjalan secara bertahap.
Kemungkinan di bulan April 2025 mendatang, penerima manfaat program ini bakal bertambah.
Sebab, jika untuk memenuhi atau mencakup seluruh siswa diperlukan 20 dapur sehat di seluruh Kabupaten Jembrana.
Jumlah tersebut nantinya tersebar di masing-masing kecamatan menyesuaikan tempat dan jumlah siswa penerima manfaat.
Ia mencontohkan, jika di Kecamatan Negara ada 12 ribu siswa, sehingga dapur sehat yang dibutuhkan sebanyak 3-4 unit.
Sebab, secara hitungan kasar, satu dapur mampu melayani untuk kebutuhan 3.000an orang siswa siswi.
Namun hal itu dengan catatan harus sesuai ketentuan. Yang mana satu dapur sehat ini dibangun dengan jarak waktu maksimal 15 menit ke sekolah tujuan.
“Jadi berbeda nanti jumlahnya (dapur sehat). Mungkin di Kota Negara dan Jembrana (lebih banyak) sekitar 3-5 unit dapur,” sebutnya.
“Tetapi jumlah satu dapur nantinya bisa saja mencakup atau melayani program ini dengan sasaran ibu hamil, ibu menyusui hingga lansia,” imbuhnya.
Dia berpesan, seluruh masyarakat diminta untuk ikut mengawal program MBG. Sebab, setiap program kemungkinan bakal ada yang perlu dievaluasi.
“Kita paham mungkin akan ada evaluasi-evaluasi kedepannya. Namun kita akan bekerja dan melayani dengan sangat maksimal,” tandasnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.