Berita Ekonomi
Menteri UMKM Ungkap Alasan Pasar Tradisional Sepi Pembeli Setelah Direvitalisasi
Pemerintah beberapa tahun terakhir gencar melakukan program revitalisasi pasar tradisional menjadi pasar modern.
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Menteri UMKM Ungkap Alasan Pasar Tradisional Sepi Pembeli Setelah Direvitalisasi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pemerintah beberapa tahun terakhir gencar melakukan program revitalisasi pasar tradisional menjadi pasar modern.
Namun meskipun telah direvitalisasi jadi pasar modern, faktanya di sejumlah daerah tidak membuat pasar tersebut ramai dikunjungi pembeli bahkan semakin sepi pembeli.
Baca juga: MERIAH Perayaan Tahun Baru 2025 di Pasar Umum Negara! Ada Kembang Api, Artis Hingga Stand Kuliner
Hal ini menjadi perhatian serius dari Menteri UMKM Maman Abdurrahman.
"Kalau kita perhatikan program revitalisasi pasar tradisional menjadi pasar modern yang dilakukan oleh pemerintah sudah luar biasa banyak."
"Tetapi ada suatu situasi yang ternyata setelah di revitalisasi menjadi pasar modern itu ternyata masih sepi. Ini ada beberapa contoh kasus itu sepi," ujar Menteri Maman usai memberikan sambutan pada pembukaan Rakornas IMM, Kamis 16 Januari 2025 di Harris Hotel & Conventions Denpasar.
Baca juga: Lilik Bikin 15 Ribu Terompet, Penuhi Permintaan Pasar Sambut Tahun Baru 2025
Melihat hal itu pihaknya kemudian melakukan evaluasi dan sebagian besar ada yang mengatakan bahwa daya beli masyarakat yang menurun.
Namun menurut Menteri Maman penyebab sepinya pasar modern dari pembeli bukan karena daya beli masyarakat yang menurun akan tetapi ada dua hal penyebab utamanya.
Baca juga: Dituding Sepi karena Mahal dan Tak Nyaman, Pedagang Pasar Seni Guwang Membantah
"Tetapi yang ingin saya sampaikan ada dua hal, permasalahannya bukan daya beli masyarakat yang menurun tapi ada dua hal. Yang pertama temuan PPATK bahwa uang kita, uang masyarakat yang mengalir ke judi online itu hampir kurang lebih Rp900 triliun."
"Yang seharusnya bisa dibelanjakan, misalnya baru dapat gaji seharusnya bisa dibelanjakan untuk beli makanan dan lain sebagainya tapi tidak dibelikan malah dipakai untuk judi online. Itu satu dan itu lain ya problem sosial," papar Menteri UMKM Maman Abdurrahman.
Baca juga: Monitoring Pasar, Bupati Gede Dana Ingatkan Pedagang Waspada Peredaran Uang Palsu di Karangasem
Penyebab yang kedua telah terjadi perubahan culture atau budaya belanja masyarakat kita yang dulunya belanja di pasar tradisional yang berubah menjadi pasar modern itu sudah bergeser sekarang itu belanja secara online.
Mau beli sayur, beras, daging, beli apapun itu kebutuhan pokok sebagian besar sekarang pelan-pelan sudah mulai bergeser belum semuanya tapi sudah mulai bergeser berbelanja secara online melalui marketplace atau e-commerce.
"Makanya saya mengusulkan ke depan kita juga harus melihat bahwa selain melakukan revitalisasi pasar tradisional ke modern, pemerintah kami dari Kementerian UMKM umkm sudah mulai mempersiapkan kajian untuk bergeser menyiapkan marketplace atau e-commerce yang dibuat oleh pemerintah," jelasnya.
Di mana yang banyak sekarang ini kan e-commerce swasta yang seperti ada Lazada, Tokopedia, Shopee dan beberapa lainnya.
Saya pikir tidak ada salahnya kalau kita replikasi juga itu tapi yang maju di depan pemerintah.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.