Berita Gianyar

PMK Nihil di Gianyar, Distanak Tetap Tingkatkan Kewaspadaan

Sebagian besar sapi ini dijual ke Jawa, khususnya di Jawa Barat, sedangkan untuk kebutuhan lokal sangat sedikit.

Tribun Bali/Mer
ILUSTRASI - PMK Nihil di Gianyar, Distanak Tetap Tingkatkan Kewaspadaan 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Populasi sapi di Kabupaten Gianyar, Bali, per tahun 2024 mencapai 40.562 ekor. 

Dan hampir semua sapi telah mendapatkan vaksin PMK tahap III atau penyakit mulut dan kuku. 

Upaya keras yang dilakukan Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Gianyar ini, telah mengeluarkan Gianyar dari zona darurat PMK, dengan jumlah nol kasus. 

Sebagai salah satu pemasok daging sapi, hal tersebut pun telah dirasakan manfaatnya oleh para petani. 

Baca juga: Distanpangan Gencarkan Vaksinasi PMK, Dapat Jatah 17 Ribu Dosis Vaksin, Bali Zero Case PMK

Kamis 16 Januari 2025, jumlah sapi yang siap jual sekitar 16.000 ekor. 

Sebagian besar sapi ini dijual ke Jawa, khususnya di Jawa Barat, sedangkan untuk kebutuhan lokal sangat sedikit.

Meskipun situasi peternakan sapi di Gianyar telah masuk zona aman. 

Namun dengan mulai merebaknya lagi penyakit kuku dan mulut pada ternak sapi di luar Bali, Dinas Pertanian dan Peternakan Gianyar mulai meningkatkan kewaspadaan. 

Langkah pertama yang dilakukan Distannak adalah dengan sosialisasi kepada peternak mengenai bahaya arus lalu lintas barang, ternak dan orang.

Sedangkan untuk langkah-langkah antisipasi di Distannak Gianyar baru akan dilaksanakan Senin mendatang dengan seluruh stakeholder terkait. 

Mereka akan menggelar pertemuan untuk antisipasi PMK kembali masuk Gianyar.

Kabid Keswan Gianyar, I Made Santiarka menjelaskan Kabupaten Gianyar sudah memiliki riwayat terjangkit PMK pada sapi, bahkan dengan korban mencapai belasan ekor. 

Masuknya penyakit PMK sebelumnya di saat pandemi Covid-19. 

"Beruntung penanggulangan bisa dilaksanakan dan capaian vaksinasi PMK sudah tiga tahap, realisasi 100 persen," ujarnya.

Dia menjelaskan, dalam melakukan vaksinasi PMK ini, pihaknya jalannya berbarengan dengan pemberian vaksin rabies. 

Di mana pada 2024 lalu, jumlah kasus rabies di Kabupaten Gianyar relatif tinggi. 

Santiarka mewanti-wanti para peternak agar mengawasi dengan ketat arus barang, ternak dan orang ke kandang. 

"Misalkan ada orang dari kandang tertentu, lalu mampir ke kandang miliknya, bisa saja pada sepatu, pakaian menempel virus PMK lalu tertinggal di kandang dan menyebar. Hal ini menyebabkan korban pada sapi," ujarnya. 

Selain arus orang diperketat, kaya dia, arus barang juga diawasi. Hal ini menyangkut pakan ternak. 

Peternak harus memastikan pakan didapat dari lahan yang sehat, dan kondisi pakan tidak berembun. 

Santiarka menjelaskan pada tahap awal, sosialisasi ini terus digalakkan ke peternak melalu UPT Keswan di masing-masing kecamatan. 

"Yang terpenting adalah kebersihan kandang dan mengawasi betul lalu lintas barang dan orang ke kandang," tandasnya. (*)

Kumpulan Artikel Bali

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved