Berita Denpasar
Dukung Pendidikan, PLN Icon Plus Berikan Akses Internet Gratis Untuk Panti Asuhan di Denpasar
Senyum Anak-anak Panti Asuhan di Denpasar Dapat Akses Internet Gratis PLN Icon Plus Untuk Pendidikan
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang bersumber dari anak-anak panti asuhan maupun pelosok desa menjadi perhatian khusus PT PLN Icon Plus sebagai subholding Perusahaan Listrik Negara.
Sekretaris Perusahaan PT PLN Icon Plus, Heni Utari Ambarwati menjelaskan, bahwa Bali menjadi target dalam pilar Humanity, salah satunya penyediaan internet gratis di Panti Asuhan di Denpasar sebagai bagian mencerdaskan anak bangsa.
"Yang lebih penting kami memberikan internet Wifi secara gratis untuk 1 tahun, supaya teman panti bisa merasakan belajar secara digital," kata Heni saat dijumpai Tribun Bali di Yayasan Al-Hikmah Denpasar, Bali, pada Jumat 24 Januari 2025.
Pihaknya berharap bahwa internet gratis ini bisa dimanfaatkan teman-teman panti asuhan secara tepat yang mendukung pengembangan dalam dunia pendidikan.
Baca juga: Dampak Bencana Alam, Kerugian PLN Gianyar Capai Rp 300 Juta
"Tidak untuk main game tapi pembelajaran yang mendukung pendidikan," tuturnya.
Hal ini juga sejalan dengan program internet gratis di desa-desa yang diharapkan Heni kembali berlanjut di tahun ini, sehingga bisa terus menunjang dan memberikan akses pengetahuan melalui teknologi bagi anak-anak di pelosok desa.
"Kami salah satu provider internet gratis itu, kami sudah komunikasikan dengan gubernur apakah ini akan diteruskan atau tidak, tentu kami berharap akan dilanjutkan kembali, kami menunggu supaya bisa mencerdaskan anak bangsa, internet secara gratis," bebernya.
Hingga awal tahun 2025 ini, Iconnet menjadi salah satu provider yang digandrungi di tanah air dengan mencapai 1,4 juta home connected dan 12 ribu desa sudah terkoneksi dengan internet.
"Kami sudah 12.000 desa sudah tericonnetkan," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Yayasan Al-Hikmah, Juliar mengatakan, pemenuhan pendidikan puluhan anak panti asuhan memang sudah menjadi kebutuhan yang mendasar di samping tentunya sandang, pangan dan papan.
"Dilihat dari porsi 80 persen keuangan yayasan untuk kebutuhan pendidikan bersekolah, 1 bulan membiayai Rp 9,2 juta untuk SPP tingkat SD-SMA, untuk yang kuliah juga menghabiskan jutaan rupiah per semesternya," beber Juliar.
Sehingga hadirnya internet gratis akan memangkas pengeluaran-pengeluaran dari segi konektivitas yang menunjang kebutuhan pembelajaran anak-anak panti asuhan.
"Di sini sekarang ada 32 anak, 19 laki-laki dan 13 perempuan, dari SD sampai kuliah, ada yang yatim piatu dan dhuafa" pungkasnya. (*)
Kumpulan Artikel Bali
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.