Imlek 2025

Maria Catalina Ungkap Rasa Bahagia, Perayaan Imlek di Griya Kongco Tanah Kilap Denpasar

Baik etnis Tionghoa maupun umat Hindu bersembahyang ke Kongco ini, apalagi di sini juga terdapat palinggih Hindu. 

TRIBUN BALI/ I PUTU SUPARTIKA
IMLEK - Umat silih berganti melakukan persembahyangan Tahun Baru Imlek di Griya Kongco Dwipayana Denpasar, Rabu (29/1). Tak hanya etnis Tionghoa dan umat Hindu yang melakukan sembahyang Imlek di Griya Kongco Tanah Kilap, namun ada juga wisatawan mancanegara. 

TRIBUN-BALI.COM  – Griya Kongco Dwipayana Tanah Kilap, Pemogan, Kota Denpasar menjadi salah satu tempat ibadah yang didatangi umat saat perayaan Tahun Baru Imlek 2576, pada Rabu (29/1).

Baik etnis Tionghoa maupun umat Hindu bersembahyang ke Kongco ini, apalagi di sini juga terdapat palinggih Hindu. 

Ada yang menggunakan canang, ada juga membawa banten, buah, hingga dupa. Dalam bersembahyang ada yang menggunakan Panca Sembah, juga ada yang bersujud dengan menggunakan dupa. 

Usai sembahyang di depan Patung Tujuh Dewi, mereka yang bersembahyang akan diperciki tirta dan mendapat bija beras kuning. Tak hanya etnis Tionghoa dan umat Hindu yang melakukan sembahyang Imlek di Griya Kongco Tanah Kilap.

Baca juga: KASUS Pembunuhan Buruh di Bakbakan Gianyar Dilimpahkan ke Kejari, Ini Hukuman Bagi 9 Tersangka!

Baca juga: TIKAM Dada Fatima di Kanan & Kiri, Rohman Tak Terima Korban Ikut Campur Rumah Tangganya

Namun ada juga wisatawan mancanegara (Wisman) asal Kolombia, Maria Catalina bersama keluarganya.
Dalam melakukan persembahyangan ini, Maria dan keluarganya dituntun pengayah di kongco.

Maria menuturkan, ini bukan kali pertama bersembahyang ke kongco ini. “Saya sudah dua kali ke sini dengan keluarga, dan rasanya luar biasa, Bahagia,” katanya.

Dirinya mengaku sudah 5 tahun tinggal di Bali dan sangat tertarik dengan budaya Bali. Termasuk dengan perayaan yang penuh toleransi di Bali ini. “Ini sangat bagus dan luar biasa. Saya sangat tertarik dengan hal ini,” imbuhnya.

Seorang umat Hindu, I Made Gede Widiasa mengatakan, dirinya memang sering sembahyang ke Kongco ini. Saat bersembahyang ke Pura Candi Narmada yang memang lokasinya berdekatan, ia juga bersembahyang di tempat ini.

“Dan kebetulan saat ini juga Imlek, jadi makin khusus. Biasanya setiap sembahyang ke Pura Candi Narmada, juga ke sini,” papar pria asal Sanur Denpasar ini.

Dalam melakukan persembahyangan di kongco, ia menggunakan sarana canang dan dupa. Saat sembahyang, ia juga menggunakan kata hatinya. “Rasanya di sini tenang, penuh kedamaian. Hal ini sangat bagus untuk membangun harmoni kebersamaan,” jelasnya.

Pamedek lain, Gede Yesaya juga mengungkapkan hal yang sama. “Saya sering ke sini. Dan harapannya hidup kita akan semakin damai dan saling menghargai,” paparnya.

Sementara itu, Pemangku Kongco, Ida Bagus Adnyana atau yang akrab disebut Atu Mangku mengatakan rangkaian persembahyangan Imlek telah dimulai dari pukul 00.00 Wita. Dimulai dengan sembahyang bersama menutup tahun dan membuka tahun yang baru. 

“Itu adalah sembahyang menjemput dewa. Karena saat pembersihan kami ada sembahyang mengantar dewa, jadi ada juga sembahyang menjemput dewa,” katanya.

Setelah itu, ratusan orang sejak pagi hingga malam silih berganti melakukan persembahyangan. Ditambahkan, jika di kongco ini terdapat 31 titik persembahyangan.

Sementara itu, terkait shio Ular Kayu, ia mengajak agar umat senantiasa berpikir cerdasar, fleksibel, arif dan bijaksana. “Apalagi tahun ini cukup berat dan berliku sehingga harus dihadapi dengan bijaksana,” katanya. (sup)

 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved