Banjir di Bali
Pasca Banjir, Pedagang Kuliner Mulai Berjualan Di Pasar Kumbasari Bali, Wiranata: Hanya Beberapa
Pedagang Kuliner Mulai Berjualan di Pasar Kumbasari Badung Bali, Kurang dari 15 Pedagang
Penulis: Putu Supartika | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pedagang kuliner mulai berjualan di Pasar Kumbasar pasca banjir.
Namun pedagang yang berjualan hanya terbatas, kurang dari 15 pedagang.
Dirut Perumda Pasar Sewakadarma Kota Denpasar, IB Kompyang Wiranata mengatakan, saat ini lantai satu Pasar Kumbasari masih ditutup untuk pedagang malam.
Akan tetapi, ada beberapa pertimbangan yang membuat pedagang kuliner diberikan izin sementara.
Baca juga: Pasca Banjir, Pedagang Lantai I Pasar Kumbasari Denpasar Mulai Berjualan, Tapi Masih Sepi
Hal ini lantaran kondisi pelataran Pasar Badung sudah cukup padat.
Namun demikian, selain pedagang kuliner tidak diperbolehkan berjualan.
"Kios los itu kan memang tidak bisa dipindah, mereka masih berjualan. Kuliner hanya beberapa di bawah gedung, selain itu dilarang sementara sampai ada instruksi dari pimpinan (Wali Kota Denpasar) nantinya. Kalau ada yang sudah berjualan, nanti kami akan pantau dulu," katanya, Senin 17 November 2025.
Kompyang Wiranata mengungkapkan bahwa pedagang pelataran saat ini masih difokuskan di Pasar Badung.
Dan tidak ada lagi pedagang selain kuliner yang boleh berjualan tanpa izin UPTD Pasar Kumbasari maupun Perumda Pasar.
"Kami belum izinkan karena di sana juga masih ada proyek perbaikan tembok pembatas," ungkapnya.
Tembok dibangun menggunakan dana Perumda Pasar untuk memberikan rasa aman kepada pedagang.
Proyek ini sudah berjalan selama 20 hari dari total pengerjaan 30 hari.
Namun, ke depan berdasarkan hasil diskusi dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) dan Dinas PUPR, tembok tersebut nantinya akan dibongkar kembali untuk membuat akses khusus alat berat.
Akses berupa pintu turun ke sungai itu beberapa kali berubah sesuai kebutuhan teknis, sehingga Perumda diberikan izin untuk melakukan penembokan sementara.
Menurutnya, idealnya akses alat berat dibuat fleksibel, bisa digeser atau dibuka tutup, agar tidak perlu dilakukan pembongkaran berulang.
Namun pihak BWS tetap menginstruksikan tembok dibangun permanen.
Jika nantinya alat berat harus turun ke sungai, maka tembok akan dibongkar kembali. (*)
Kumpulan Artikel Denpasar
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bali/foto/bank/originals/Pasca-Banjir-Pedagang-Kuliner-Mulai-Berjualan-Di-Pasar-Kumbasari.jpg)