Berita Klungkung

Viral Prosesi Penguburan Ular Piton di Nusa Penida Bali, Warga Yakini Ular Sakral

Kelihan Banjar Adat Gelagah I Wayan Duduk menceritakan asal usul dari ular tersebut. 

Istimewa
ULAR SAKRAL - Warga di Banjar Gelagah, Nusa Penida, Klungkung, Bali melakukan proses pemakaman terhadap ular yang diyakini sakral oleh masyarakat setempat, Minggu 2 Februari 2025 

Berusaha diusir ular itu hanya diam, meski dipukul beberapa kali tetap ular itu tidak mau bergeming. 

Bahkan tangan Jro Mangku Darma sempat dijilat oleh ular tersebut.

"Setelah itu dipukul lah kepala ular itu dengan kayu dan seketika mati," ungkap Wayan Duduk, Senin 3 Februari 2025.

Lalu diambilah bangkai ular itu oleh warga yang pertama melihat ular itu. Lalu dikubur dengan banten dan uang.

Namun Jro Mangku Darma merasa situasinya belum baik, setelah ia memukul ular itu hingga mati. 

Akhirnya ia menyampaikan keanehan itu ke kelihan banjar, dan meminta mengumpulkan warga untuk melakukan prosesi penguburan.

Jro Mangku Darma meyakini ular itu merupakan ular yang sakral dan ia merasa bersalah telah membunuhnya. 

Ia juga khawatir terjadi musibah di Banjar Gelagah, pasca matinya ular tersebut. Sehingga diminta warga ikut mengubur ular itu dengan layak.

"Setelah kami setujui sarana prasarana upacara disiapkan dan upacara pembersihan dan penguburan dilaksanakan Minggu kemarin (2 Februari 2025) bersama semua warga sebanyak 137 KK," jelasnya.

Ketika proses penguburan itu, ada belasan warga yang kerauhan. 

Hal ini baru pertama kali terjadi di Banjar Gelagah. 

“Mudah-mudahan dengan prosesi yang sudah kami gelar untuk ular itu, tidak ada lagi hal aneh terjadi," ungkapnya. 

Ketua PHDI Klungkung I Putu Suarta menanggapi fenomena itu, sebagai keyakinan masyarakat dan bentuk kecintaan warga setempat dengan hewan. 

"Kembali lagi, apakah sarana upacara (banten) seperti pemakaman krama pada umumnya? Kalau masih sebatas canang, itu sah-sah saja. Apalagi dikubur tidak di setra (kuburan)," ungkap Suarta.

Ia justru melihat, langkah masyarakat untuk mengubur ular itu sudah baik, agar tidak menimbulkan bau busuk di lingkungannya. 

"Intinya tidak memanusiakan hewan. Jangan sampai prosesi mulai dari tahapan sampai bantennya sama dengan upacara warga meninggal. Tapi kalau yang di Nusa Penida, saya lihat lebih ke mencurahkan rasa sayang dengan hewan," ungkap Suarta. (mit)

Kumpulan Artikel Klungkung

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved