Seputar Bali

WASPADA! Kondisi Cuaca Belum Aman, Usai Siklon 96S, Bali Saat Ini Dibayangi Siklon Tropis Zelia

Kondisi cuaca di Bali sepertinya masih belum aman mengingat usai sebelumnya siklon 96S, kini Bali dibayangi siklon baru

BMKG.com
Prakiraan pergerakan angin yang diambil dari citra satelit di seluruh Indonesia pada Rabu 12 Februari 2025. WASPADA! Kondisi Cuaca Belum Aman, Usai Siklon 96S, Bali Saat Ini Dibayangi Siklon Tropis Zelia 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Kondisi cuaca di Bali sepertinya masih belum aman mengingat usai sebelumnya siklon 96S, kini Bali dibayangi siklon baru.

Menurut prakirawan BMKG Wilayah III Denpasar, Ruth Mahubessy, bibit Siklon 96S kini telah berkembang menjadi Siklon Tropis Zelia.

Kini Bibit Siklon tersebut diprediksi akan tetap memiliki dampak langsung terhadap cuaca dan perairan Bali.

“Bibit Siklon 96S saat ini telah berkembang menjadi Siklon Tropis Zelia. Siklon Tropis ini berada di Samudra Hindia barat Australia dan bergerak menjauh dari wilayah Indonesia,” ujar Ruth Mahubessy, Rabu 12 Februari 2025.

Baca juga: TRAGEDI Kecelakaan di Buleleng, Kurang Kosentrasi Abu Naim Tabrak Bagian Belakang Truk Tronton

Ia menambahkan pada tanggal 15 Februari, diprediksi akan memasuki wilayah daratan Australia.

“Oleh karena itu, hingga tanggal 14 Februari, dampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca dan perairan di Bali, seperti hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, angin kencang, dan tinggi gelombang lebih dari 2,0 meter di Perairan Selatan Bali, masih berpotensi terjadi,” jelas Ruth.

Mengingat Bali masih berada dalam musim hujan, cuaca di wilayah Bali dalam sepekan ke depan diperkirakan masih berpotensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang.(*)

Baca juga: TERNYATA Pande Gede Putra Diduga Jadi Korban Pembunuhan, Polres Buleleng Telah Amankan 3 Perempuan

Kondisi pergerakan angin di Bali pada 9 Februari 2025 - Penyebab Cuaca Buruk Sepekan di Bali, Pelabuhan Gilimanuk Sementara, Waspada Pohon Tumbang
Kondisi pergerakan angin di Bali pada 9 Februari 2025 - Penyebab Cuaca Buruk Sepekan di Bali, Pelabuhan Gilimanuk Sementara, Waspada Pohon Tumbang (BMKG.com)

Baca juga: KISAH Pilu Kontributor TVRI, Kuliahkan Adik dari Gaji, Kini Bingung, Dampak Efisiensi Titah Presiden

Penjelasan BMKG soal siklon tropis dan bibit siklon tropis kepung Indonesia

Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani menjelaskan beberapa faktor yang menyebabkan siklon tropis dan bibit siklon tropis dapat muncul, terutama di sekitar Indonesia.

Berikut penyebab siklon tropis dan bibit siklon tropis:

1. Faktor kondisi dan dinamika atmosfer

Andri menjelaskan, siklon tropis dan bibitnya dapat terbentuk ketika kondisi atmosfer dan dinamika laut mendukung.

Salah satu faktor utamanya adalah suhu permukaan laut (SPL) yang cukup hangat minimal 26,5 derajat Celcius hingga kedalaman sekitar 50 meter.

SPL yang hangat menjadi sumber energi yang membentuk dan menguatkan siklon tropis.

“Air laut yang hangat meningkatkan penguapan, menambah kelembaban udara, dan memicu pembentukan awan konvektif yang besar,” jelas Andri dilansir dari Kompas.com, Minggu (9/2/2025).

2. Faktor gangguan atmosfer

Andri menerangkan, siklon tropis biasanya berawal dari gangguan atmosfer, seperti Madden-Julian Oscillation (MJO), Equatorial Rossby dan Kelvin, atau daerah bertekanan rendah (low pressure-area).

Selain itu, kondisi atmosfer yang tidak stabil (labilitas atmosfer) juga memungkinkan udara panas dan lembap naik dengan cepat lalu membentuk awan kumulonimbus yang besar dan mendukung pertumbuhan sistem siklon.

“Faktor lain yang berperan adalah kelembapan tinggi di lapisan atmosfer menengah hingga atas, yang membantu mempertahankan pertumbuhan awan konvektif,” ujar Andri.

“Efek rotasi bumi (gaya Coriolis) juga berperan dalam memberikan putaran awal pada sistem. Untuk diketahui bahwa siklon tropis tidak dapat terbentuk di dekat ekuator (sekitar 0 derajat–5 derajat lintang) karena gaya Coriolis yang terlalu lemah di wilayah tersebut,” sambungnya.

3. Faktor wind shear

Siklon tropis juga memerlukan wind shear yang rendah, yaitu perbedaan kecepatan dan arah angin antara permukaan dan atmosfer atas yang kecil.

Jika wind shear terlalu kuat, struktur siklon bisa terganggu dan pertumbuhannya terhambat.

Divergensi udara di lapisan atas (upper-level outflow) juga penting dalam pembentukan siklon tropis karena faktor ini memungkinkan udara di puncak sistem keluar dengan lancar.

Dengan begitu, divergensi dapat menjaga tekanan di pusat siklon tropis tetap rendah dan memperkuat konveksi.

“Jika semua kondisi ini terpenuhi, bibit siklon tropis dapat berkembang menjadi siklon tropis dengan berbagai kategori berdasarkan intensitasnya,” ungkap Andri. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved