Bali United
Muda, Berbahaya dan Juara! Satu Dasawarsa Perjalanan Bali United, Klub Pertama Peraih Back to Back
Tepat pada Sabtu, 15 Februari 2025 lalu, Bali United merayakan Hari Ulang Tahunnya yang ke-10 atau "The First Ten".
Penulis: Ady Sucipto | Editor: Putu Kartika Viktriani
TRIBUN-BALI.COM - Tepat pada Sabtu, 15 Februari 2025 lalu, Bali United merayakan Hari Ulang Tahunnya yang ke-10 atau "The First Ten".
Banyak cerita suka dan duka mengiringi perjalanan Bali United selama satu dasawarsa terakhir dikancah persepakbolaan nasional hingga kawasan Asia.
Melongok catatan sejarah, tim berjuluk Serdadu Tridatu ini 10 tahun silam atau tepat pada 15 Februari 2015 memilih Pulau Bali sebagai home base dengan membangun harapan dan cita-cita menjadi klub sepak bola profesional di Indonesia.
“Pada waktu itu sekitar bulan Oktober atau November 2014 terjadi pertemuan antara Coach Indra Sjafri, Michael dari manajemen dan stakeholder lainnya dimana saat itu kami mengakuisisi Persisam Putra Samarinda," kata Chief Executive Officer (CEO) Bali United, Yabes Tanuri dilansir Tribun Bali dari laman resmi klub.
Adik kandung dari Pieter Tanuri itu mengisahkan, kala itu pihaknya menimbang Jakarta, namun karena Pulau Jawa sudah terlalu banyak klub sepak bola, jajaran manajemen kemudian mencari tahu ada satu pulau yang telah lama tidak memiliki klub sepak bola profesional.
Pada akhirnya, sekitar Desember 2014, pihaknya kemudian beranjangsana ke Bali dan meminta izin kepada pejabat pemerintah yang menjabat kala itu untuk menjadikan Pulau Bali sebagai homebase klub.
Baca juga: Hasil Pertandingan Bali United vs Malut United, Pantau Melalui Live Score dan Link Streaming Berikut
"Selama masih ada suporter kami tidak akan pindah. Maka berdirilah klub Bali United pada 15 Februari 2015 saat itu,” lanjut Yabes Tanuri.
Mengawali kemunculannya sebagai klub profesional di Indonesia, perjalanan Bali United tidaklah mudah.
Ketika baru berusia seumur jagung atau 3 bulan, tepat pada Mei 2015, FIFA menjatuhkan sanksi berat kepada PSSI karena dualisme kepemimpinan dan campur tangan pemerintah.
Imbasnya, kompetisi liga saat itu berhenti.
Baru di musim 2017 liga mulai bergulir normal kembali.
Serdadu Tridatu sendiri mengoleksi 68 poin dari 21 kemenangan, 5 imbang dan 8 kekalahan dengan total 76 gol yang dicetak ke gawang lawan.
Poinnya sama dengan Bhayangkara FC yang menerima 68 poin namun kalah head to head di musim itu dan keluar sebagai juara resmi di Liga 1 2017.
“Saat itu memang Bali United menjadi salah satu tim yang diunggulkan meraih gelar juara. Hanya saja memang keputusan Komdis PSSI sudah keluar yang menyatakan ada poin tambahan untuk Bhayangkara. Situasi saat itu sedih karena tidak jadi juara di tahun itu dan kami harus menerima keputusan tersebut,” kenang bek kiri Ricky Fajrin.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.