Berita Denpasar

Wakil Walikota Denpasar Mulai Bertugas Pasca Pelantikan, Hadiri Beberapa Undangan Pujawali

Wakil Walikota Denpasar Mulai Bertugas Pasca Pelantikan, Hadiri Beberapa Undangan Pujawali

Penulis: Putu Supartika | Editor: Aloisius H Manggol
TRIBUN BALI/ I PUTU SUPARTIKA
I Kadek Agus Arya Wibawa, Wakil Walikota Denpasar. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pasca pelantikan pada 20 Februari kemarin, Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa sudah mulai bertugas.

Dan pada, Sabtu, 22 Februari 2025 bertepatan Tumpek Landep, Agus Arya Wibawa menghadiri beberapa undangan upacara agama atau pujawali.

Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan (Prokopim) Setda Kota Denpasar, Cokorda Gede Partha Sudarsana mengatakan Wawali sudah di Denpasar sejak kemarin.

Baca juga: Mahayastra-Agung Mayun Dilantik, Siap Lanjutkan Bangun Gianyar

"Pak Wakil sudah di Denpasar kemarin. Sudah bertugas seperti biasa," paparnya.

Ia mengatakan, Wawali menghadiri beberapa undangan pujawali sejak pagi.

Seperti di kawasan Padangsambian, Pemogan dan di Sidakarya.

Sementara terkait Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara, saat ini masih berada di luar Bali.

Baca juga: Bupati Dan Wakil Bupati Klungkung Resmi Dilantik Presiden RI, Made Satria Segera Kumpulkan Birokrat

"Beliau di Magelang sejak dua hari lalu. Tapi apakah ikut retreat, saya kurang tahu," paparnya.


Diwawancarai sebelumnya, Jaya Negara mengaku akan bekerja sesuai dengan visi misi usai dilantik.


Pihaknya pun mengaku tak ada istilah 100 hari kerja, namun melaksanakan program jangka pendek, menengah dan jangka panjang.


“Yang jelas kami tidak berbicara 100 hari kerja, dalam visi misi kami, bagaimana program jangka pendek, menengah dan panjang bisa dilaksanakan dengan baik,” paparnya.


Pihaknya juga akan membangun kolaborasi antara pusat, provinsi, serta kabupaten di Bali termasuk bersama masyarakat Denpasar.


Sementara untuk fokus 5 tahun ke depan yakni penanganan sampah dan kemacetan.


Terkait masalah sampah, pihaknya mengaku sudah berkoordinasi dengan provinsi Bali.


Dan menurutnya, satu-satunya cara mengatasi sampah adalah dengan menggunakan incinerator.


Karena menurutnya, RDF (Refuse Derived Fuel) dari sampah tidak memberikan solusi.


"Karena masih ada sisa residu, dan kalau RDF dibawa keluar, biayanya cukup tinggi," katanya.


Sementara untuk kemacetan pihaknya melakukan koordinasi dengan pusat dan provinsi dan saling bersinergi.


Bahkan Jaya Negara mengaku, akan membawa dua usulan ke pusat terkait mengatasi kemacetan ini.


Pertama terkait dengan kendaraan besar di Jalan Gatot Subroto dan kedua terkait dengan tol Gilimanuk.


Karena menurutnya, salah satu sumber kemacetan di Denpasar ada di Jalan Gatot Subroto.


Terkait dengan Tol Gilimanuk, menurutnya jika dibuat tanpa tembus ke jalan Bypass IB Mantra akan jadi masalah baru.


Karena akan menambah beban baru bagi jalan di Gatot Subroto.


Jaya Negara juga minta, agar truk-truk besar atau barang yang melintasi Denpasar dengan tujuan Lombok agar melalui laut.


"Ada dua hal diusulkan ke pusat. Kalau ada Tol Gilimanuk, harus tembus jalan Bypass IB  Mantra dan truk-truk penyeberangan yang melintasi Denpasar, Bali khususnya ke Lombok melalui laut sehingga beban jalannya akan berkurang," paparnya.


Hal itu dikarenakan Denpasar tidak bisa lagi menambah jalan baru.


Sehingga satu-satunya yang dilakukan dengan mengurangi jumlah kendaraan yang masuk ke Denpasar. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved