Berita Buleleng

Dinilai Potensial, Brida Buleleng Gelar Riset Pengembangan Kopi

Made Supartawan menyebut, Kabupaten Buleleng memiliki daerah pengembangan kopi yang luar biasa. 

istimewa
Riset Kopi - Kepala BRIDA Buleleng, Made Supartawan saat ditemui belum lama ini. BRIDA Buleleng tengah menggelar riset mengenai pengembangan kopi robusta dan arabika Buleleng yang dinilai punya potensi besar. Dinilai Potensial, Brida Buleleng Gelar Riset Pengembangan Kopi 

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Produksi kopi baik jenis Arabika maupun Robusta di Kabupaten Buleleng dinilai sangat potensial. 

Pemerintah melalui Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) pun kini berupaya mengembangkan sektor pertanian kopi Buleleng, agar lebih optimal. 

Kepala BRIDA Buleleng, Made Supartawan menyebut, Kabupaten Buleleng memiliki daerah pengembangan kopi yang luar biasa. 

Menurut data statistik perkebunan provinsi Bali tahun 2023, luas perkebunan kopi di wilayah Kabupaten Buleleng totalnya mencapai 13.126 hektare. 

Baca juga: Harga Gabah Naik, Distan Klungkung Harap Mampu Tekan Alih Fungsi Lahan Pertanian 

Jumlah tersebut meliputi 2.854 hektare kebun kopi jenis Arabika dan 10.272 hektare kebun kopi jenis Robusta. 

Demikian pula dengan produksinya yang mencapai 462 kilogram/hektare/tahun.

"Beberapa kawasan perkebunan kopi di Kabupaten Buleleng ini menyebar di sejumlah Desa. Meliputi Wanagiri, Gobleg, Munduk, Gesing, Puncak Sari, Bongan Cina, Tista, Sepang Kelod, dan Umajero," sebutnya, Minggu 23 Februari 2025. 

Sayangnya potensi kopi Buleleng ini belum digarap secara maksimal. 

Supartawan tak memungkiri ihwal belum adanya riset mengenai keberadaan kopi maupun pengembangan usaha kopi di Buleleng, Bali

Oleh sebab itu, pihaknya menggandeng salah satu universitas untuk mengawali riset. 

Yang mana diawali dengan penyusunan roadmap atau rencana pengembangan komoditas unggulan kopi, hingga melakukan penyediaan sarana budidaya komoditas unggulan kopi. 

Tak hanya itu, ke depan juga akan dilakukan pemberian jaminan kepastian usaha bagi petani kopi dan menjaga harga komoditasnya. 

Mitigasi risiko usaha dalam pengembangan komoditas unggulan, pemberdayaan dan bantuan permodalan kepada petani juga akan dilakukan.  

"Intinya sasaran riset ini untuk memperkuat budidaya dan produksi kopi dari hulu ke hilir agar lebih optimal. Riset ini ditarget rampung pada triwulan kedua tepatnya pada bulan Juni tahun ini," tandas dia.

Kumpulan Artikel Buleleng

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved