Hal sedana juga dikatakan I Wayan Septian Adisuwarna, siswa dari SMA Negeri 5 Denpasar, yang mengatakan kegiatan ini sangat baik dan bagus untuk mendidik anak-anak muda tentang budaya dan warisan leluhur yang sangat unik.
Terlebih, saat ini perkembangan globalisasi begitu cepat, maka anak-anak muda Bali penting memahami dan mengerti budaya sendiri. “Dengan seminar ini, mungkin bisa menarik minat siswa-siswa dengan lontar.
Sayangnya, tidak semua mengerti yang disampaikan narasumber, karena seluruhnya menggunakan bahasa Bali,” akunya polos.
Septian mengaku hanya mengerti sedikit-sedikit saja, karena semuanya menggunakan Bahasa Bali sesuai Sor Singgih Basa.
“Tetapi, ada teman kami yang bukan orang Bali, lalu bagaimana mereka bisa mengerti maksud dari lontar itu. Kalau boleh usul, materinya bisa disampaikan pula dengan Bahasa Indonesia atau ada penerjemah, sehingga bisa lebih mengerti dan ini menjadi ajang pembelajaran Bahasa Bali juga,” imbuhnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.