bisnis
BAKAL Impor Gula 200.000 Ton, Zulhas Sebut Itu Perintah Langsung Presiden Prabowo Subianto
Pemerintah memutuskan untuk kembali melakukan impor gula. Rencananya, pemerintah akan impor gula sebanyak 200.000 ton untuk tahun 2025.
TRIBUN-BALI.COM - Pemerintah memutuskan untuk kembali melakukan impor gula. Rencananya, pemerintah akan impor gula sebanyak 200.000 ton untuk tahun 2025. Menteri Kooridinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan alias Zulhas buka suara terkait keputusan impor gula 200 ribu ton di tahun ini.
Zulhas menegaskan kembali dibukanya keran impor ini merupakan permintaan langsung dari Presiden Prabowo Subianto. Meski sebelumnya, pemerintah optimis tak akan melakukan impor pangan termasuk gula di tahun 2025. “Kalau gula sudah boleh (impor) itu perintah langsung Presiden, saya tidak berani,” kata Zulhas dalam Economic Outlook 2025, di Hotel Westin, Jakarta (26/2).
Walau demikian, Zulhas memastikan komoditas lain seperti beras, jagung dan garam konsumsi sepenuhnya akan dipenuhi dari dalam negeri alias tidak ada pengadaan impor. “Ada tiga komoditas (tak impor) itu dulu yang akan kita usahakan,” ungkap Zulhas.
Khusus untuk beras, Zulhas memprediksi panen di tahun ini bisa mencapai 33-34 juta ton. Sementara kebutuhan tahunannya hanya mencapai 31 juta ton atau surplus 2-3 juta ton.
Untuk itu, pihaknya meyakini pada tahun ini pemerintah tak akan melakukan impor beras seperti tahun sebelumnya. “Kami pede kami yakin, tahun ini kami tidak akan impor beras,” jelas Zulhas.
Baca juga: MBG di Jembrana Berhenti Sementara Per Hari Ini, Simak Alasannya Berikut Ini
Baca juga: AKSI Kriminalitas Meningkat, Kapolda Bali Kumpulkan Bhabinkamtibmas se-Bali, Ini Harapannya
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menegaskan impor ini dilakukan bukan karena produksi dalam negeri kurang, melainkan sebagai langkah antisipasi untuk menjaga stok pemerintah.
“Harga gula tadi dilaporkan oleh BPS (Badan Pusat Statistik), itu harganya mulai bergerak naik. Kalau dilihat, kontribusi inflasinya 1,4 persen. Sehingga kita ini semua memerlukan tambahan raw sugar,” ujar Arief di Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta Pusat, Rabu (12/1).
Arief menjelaskan gula mentah yang diimpor akan diproses untuk menjadi cadangan pangan pemerintah, bukan langsung berupa gula kristal putih (GKP). Menurutnya, langkah ini serupa dengan kebijakan impor beras sebelumnya, yang bertujuan meningkatkan stok cadangan pemerintah guna mengantisipasi berbagai kemungkinan di masa depan.
“Importasi yang dilakukan ini untuk cadangan pangan pemerintah. Sama seperti waktu beras yang lalu, sebagai cadangan pangan pemerintah. Jadi kita mau naikin stok levelnya pemerintah,” kata Arief.
Arief Prasetyo Adi memastikan, kebijakan impor itu tidak berdampak pada petani tebu. Dia bilang, harga pokok penjualan (HPP) gula di tingkat petani akan tetap di jaga di level Rp 14.500 per kilogram (kg).
“Nanti saat, panen April dan Mei akan tetap di serap dan kami jamin harga di tingkat petani masih Rp 14.500 per kg,” ujar Arief usai Rakor Pengendalian Harga Pangan Jelang Ramadan dan Lebaran, di Kantor Kementan, Senin (17/2).
Arief menegaskan, kebijakan impor ini untuk cadangan pangan pemerintah (CPP) dalam bentuk gula. Terlebih saat ini pemerintah harus mulai menggelontorkan CPP gula untuk meredam harga kenaikan harga.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, per pekan II Februari 2025, harga rerata nasional gula konsumsi Rp 18.386 per kg atau naik 0,96 persen dibanding Januari 2025.
Harga gula tersebut juga berada di atas harga acuan penjualan (HAP) gula konsumsi di tingkat konsumen Rp 17.500 per kg. Harga tertinggi di Kabupaten Puncak dan Pegunungan Bintang, yakni Rp 40.000 per kg. “Jadi cadangan yang saat ini ada memang sudah perlu dikeluarkan karena harga gula saat ini sudah naik,” jelas Arief.
Arief mengatakan keputusan impor itu dilakukan secara terukur. Bahkan jumlahnya juga tidak lebih dari kebutuhan gula konsumsi selama satu bulan yang mencapai 250.000 ton. Pasalnya, Pemerintah juga akan menyerap gula dari petani yang siap panen mulai April dan Mei 2025 yang akan datang.
Penugasan ini, tambahnya, akan dilakukan oleh BUMN Pangan seperti ID Food dan Bulog. Walau begitu, Arief belum memastikan siapa yang akan melaksanakan penugasan ini dari kedua perusahaan plat merah itu. “Ini masih perlu waktu karena kita juga baru selesaikan risalahnya,” ungkap Arief. (kontan)
Belum Cukup Penuhi Kebutuhan Nasional
Pemerintah akan mengimpor gula 200.000 ton tahun ini. Pengamat Pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori memprediksi rencana impor gula sebanyak 200.000 ton tersebut masih akan bertambah.
Sebab, berdasarkan pasokan carry over awal tahun 2025 terdapat titik kritis antara bulan Mei sampai dengan Juni tahun ini. “Sebenarnya dengan keputusan impor 200.000 ton itu masih riskan, saya perkirakan itu mungkin masih akan bertambah,” jelas Khudori kemarin.
Khudori menyebut, akan ada Hari Besar Keagamaan Nasional (HKBN) Ramadan dan Lebaran Idul Fitri 2025. Momen ini diperkirakan akan meningkatkan konsumsi gula yang pada umumnya rata-rata mencapai 250.000 ton setiap bulannya menjadi 300.000 ton saat Ramadan dan lebaran.
Sementara, pada saat itu belum memasuki panen raya dan masa giling tebu. Jika pun ada, kata Khudori, jumlahnya masih belum mencukupi kebutuhan gula secara bulanan. “Produksi besar baru mulai Juni, dan giling tebu menuju gula butuh waktu. Makanya saat pemerintah memutuskan impor 200.000 ton itu sebenarnya masih sedikit riskan,” kata dia.
Ketua Umum Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), Soemitro Samadikun mengatakan, soal kekurangan stok gula yang diklaim pemerintah tidaklah benar. Dia menegaskan stok gula nasional masih sangat mencukupi untuk kebutuhan konsumsi ramadan hingga lebaran. Apalagi, musim giling akan dimulai pada Maret-Juni 2025. “Impor tidak tepat, stok gula masih sangat cukup untuk musim giling, untuk lebaran aman juga masih aman,” ujarnya.
Soemitro merinci hingga akhir Desember 2024 stok gula mencapai 985.000 ton dan telah didistribsukan dari gudang pabrik gula sebesar 143.000 ton. Dengan stok yang ada di pedagang dan distributor, Soemitro menyebut, stok gula pada akhir Januari 2024 masih sebanyak 842.000 ton di gudang gula. “Jika ditambah pasokan dari luar pabrik ini masih sangat cukup sampai dengan musim giling 2025,” jelasnya. (kontan)
| TRAFIK Internasional Tembus 64 Persen, Bandara Ngurah Rai Layani 2 Juta Lebih Penumpang Oktober 2025 |
|
|---|
| MENKEU Purbaya Akui Target Pajak 2025 Berat Akibat Lesunya Ekonomi |
|
|---|
| PITRA Yadnya Signature Plan Protection BPD Bali & Equity Life, Fleksibilitas Perlindungan Jiwa |
|
|---|
| Pembiayaan Fintech Lending Tumbuh 22,16 Persen, Ini Kata OJK |
|
|---|
| IHSG Cetak Rekor Tertinggi Baru, Menguat 57,53 Poin |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bali/foto/bank/originals/ilustrasi-gula2_20150917_110110.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.