Hari Raya Nyepi
Kurangi Risiko Saat Pengarakan Ogoh-ogoh, DLHK Badung Mulai Lakukan Perompesan Pohon
akhir Februari ini sudah rampung perompesan di jalur-jalur melasti, baik itu ke pantai, beji, dan sebagainya.
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA – Mendekati Hari Raya Nyepi tahun 2025 mendatang, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Badung mulai melakukan perompesan pohon perindang.
Hal itu dilakukan untuk mengurangi risiko bencana alam.
Selebihnya saat ini cuaca tidak menentu dan dan umat Hindu di Bali khususnya Badung, juga akan melaksanakan kegiatan pemelastian serta pengarakan ogoh-ogoh.
Kabid Tata Lingkungan DLHK Badung, I Wayan Narayana mengungkapkan, untuk mengantisipasi pohon bertumbangan saat hari raya besar dengan cuaca tidak menentu, DLHK mulai melakukan pembersihan.
Baca juga: Polres Badung Kolaborasi dengan Mahasiswa Sambut Bulan Ramadan dan Nyepi, Baksos Polri Presisi
“Kami intens bekerjanya dan memang terjadwal rutin setiap hari. Selain tupoksi kami pada perompesan pohon perindang, kami juga langsung terkoneksi dengan BPBD. Jadi, semisal BPBD kekurangan armada untuk penanganan bencana, kami langsung dikontak untuk membantu,” ujarnya
Dalam perompesan pohon, DLHK menyiagakan sebanyak 8 truk tangga dan 12 truk dump untuk mengangkut sisa-sisa perompesan. Sedangkan jumlah SDM sebanyak 35 orang disiagakan setiap hari.
“Ini juga kita lakukan menjelang pemelastian dan pengarakan ogoh-ogoh serangkaian menyambut Hari Suci Nyepi tahun 2025. Hal ini dilakukan agar pohon-pohon perindang yang dilintasi tidak mengganggu jalannya kegiatan.,” ucapnya
Diakui, jalur-jalur melasti sudah dipetakan. Sehingga akhir Februari ini sudah rampung perompesan di jalur-jalur melasti, baik itu ke pantai, beji, dan sebagainya.
Termasuk juga dipetakan pohon perindang yang dilewati lintasan pengarakan ogoh-ogoh tersebut.
Narayana menambahkan, secara tupoksi perompesan oleh DLHK memang hanya fokus pada pohon perindang yang menjadi aset Pemkab Badung di jalan-jalan yang berstatus jalan kabupaten.
Namun demikian, tidak menutup kemungkinan juga jika ada pohon di luar aset, DLHK juga membantu perompesan sesuai permintaan dari desa adat maupun desa dinas.
“Kalau untuk pohon perindang kami kebanyakan itu ada di daerah Kuta dan Mengwi. Sedangkan pohon-pohon yang bertumbangan selama musim hujan kemarin, kebanyakan bukan aset kami. Namun kiranya apabila ada permohonan dari desa dinas maupun desa adat karena sifatnya urgent dan membahayakan, kami siap membantu sepanjang truk tangga kami menjangkau serta tenaga kami siap,” imbuhnya. (*)
Kumpulan Artikel Badung
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.