Berita Nasional

Reformasi Tahun 1998, Ada Peran Asing Menginginkan Jatuhnya Pemerintahan Orde Baru

Reformasi Tahun 1998, Ada Peran Asing Menginginkan Jatuhnya Pemerintahan Orde Baru

istimewa
Agus Widjajanto 

Kekalahan telak Operasi Trikora sangat memalukan Soekarno yang sudah terlanjur berjanji kepada rakyat akan membebaskan Papua Barat, Soeharto kena getahnya.

Karakter Soeharto yang low profile, tidak suka berpolitik selama menjadi perwira TNI, membuat posisinya dianggap netral, tidak berbahaya oleh PKI.

Di internal TNI pada saat itu, ada TNI faksi pro Soekarno seperti Jenderal Ahmad Yani, ada faksi pro Abdul Haris Nasution (Anti PKI) dan TNI faksi pro PKI.

Dari Film G30S/PKI yang dibuat berdasarkan fakta sejarah itu, rakyat tahu bahwa sempat timbul pro kontra di Polit Biro PKI mengenai Jenderal Ahmad Yani.

Keputusan PKI untuk menculik dan membunuh Jend. A. Yani yang Soekarnois didebat anggota Polit Biro PKI. Akhirnya bulat disepakati Jend. A. Yani masuk daftar korban. 

Dokumen CIA menyebut bahwa keputusan PKI untuk menghabisi Jend. A. Yani karena kekhawatiran, A. Yani akan jadi masalah jika Soekarno meninggal dunia.

Mayjen. Soeharto adalah staf Jend. A. Yani, Pak Harto tidak termasuk pimpinan TNI AD yang diperhitungkan PKI, inilah kesalahan fatal Gestapu PKI.

Laporan CIA jelas menyebut ada kesalahan analisa Polit Biro PKI dalam menyusun daftar korban dan  tidak perhitungkan kemampuan militer Soeharto.

Secara politik, benar Mayjen. Soeharto sudah tamat karena memalukan Soekarno, secara militer juga tamat karena hanya jadi Panglima Pasukan Cadangan. 

Dari perspektif faksi militer, Soeharto tidak masuk faksi mana pun. Soeharto hanya dianggap bayang-bayang Jend. A. Yani, Gestapu pun dilancarkan PKI.

Pertanyaan besar tentang faktor keberhasilan Soeharto lakukan serangan balasan terhadap aksi Gestapu yang berujung kepada penumpasan PKI terjawab dalam Laporan CIA.

Saat hampir semua pimpinan TNI AD yang anti PKI dan pro Soekarno sudah dibunuh PKI, yang tersisa hanya Mayjen. Soeharto dan Jend. Nasution yang terluka.

Mengapa Soeharto bisa mobilisasi TNI begitu cepat dalam jumlah besar?
1. Sebagian besar Pasukan TNI ada di Jakarta dalam rangka HUT TNI 5 Okt 1965.
2. Soeharto adalah Mantan Panglima Trikora, satu-satunya Jendral yang berpengalaman memobilisasi pasukan TNI dalam jumlah besar luput dari analisa PKI. 

3. Soeharto selaku eks Panglima Operasi Trikora berpengalaman koordinasi dan mobilisasi pasukan dari tiga matra TNI

Menurut CIA, Soeharto memerangi pemberontakan PKI 1965 sama seperti perang lawan pasukan Belanda. Hanya saja PKI lebih lemah daripada Belanda. 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved