Budaya Bali

Budaya Bali Inti Pariwisata, Kaitan Erat dengan Pertanian, Dewa: Perlu Dikembangkan Agar Tetap Ajeng

Maka dari itu, budaya harus tetap ajeg dan terjaga, sehingga pariwisata Bali yang notabene adalah lokomotif perekonomian Pulau Dewata tetap ada sampai

Pixabay/punch_ra
ILUSTRASI - Pariwisata menjadi lokomitif perekonomian Bali, sementara budaya adalah dasar daya tarik pariwisata. Bagian budaya itu adalah pertanian. Untuk itu pertanian di Bali harus terjaga. 

TRIBUN-BALI.COM - Budaya Bali menjadi dasar dari daya tarik pariwisata selama ini. Tidak dipungkiri jika alam Bali, masih bisa tersaingi oleh alam-alam daerah lain. 

Maka dari itu, budaya harus tetap ajeg dan terjaga, sehingga pariwisata Bali yang notabene adalah lokomotif perekonomian Pulau Dewata tetap ada sampai anak cucu kelak. 

Bagian dari budaya itu, adalah seni, agama, dan juga pertanian (alam semesta). Sehingga baik orang Bali maupun non Bali, khususnya yang berada di Bali harus menjaga ini semua. 

Selain menjaga, pengembangan juga diperlukan dalam memperkuat perekonomian di basis pariwisata. Sehingga meminimalisir alih fungsi lahan pertanian, dan menjaga para petani agar tetap memiliki area untuk bekerja. 

Baca juga: DAMPAK Efisiensi Anggaran, Pejabat Bali Mulai Kurangi Meeting di Hotel, Ada PHK Pekerja Pariwisata?

Baca juga: Bupati Klungkung Made Satria Minta Desa Wajib Dukung Kegiatan PKK dan Posyandu

Pengenalan PT Dharma Esa Wastu Agung.
Pengenalan PT Dharma Esa Wastu Agung. (ISTIMEWA)

Untuk itulah hadir PT Dharma Esa Wastu Agung atau dengan nama beken PT Dewa. Menurut I Ketut Budisanta, Presiden Direktur PT Dewa, tujuan utama adalah membantu mendukung program pemerintah. 

"PT Dewa ini mendukung program pemerintah, yang fokusnya pada ketahanan pangan, pertanian, pendidikan, kesehatan, infrastruktur. Di mana itu adalah suatu kesatuan yang harus terintegrasi dalam mencapai kemakmuran masyarakat dan meningkatkan SDM," jelasnya, 14 Maret 2025 di Badung.  

Sehingga dalam perjalanannya, koordinasi dengan pemerintah baik di Bali dan Indonesia sangat penting. PT Dewa adalah PMA, alias penanaman modal asing. Modal-modal ini didapat dari kerjasama dengan berbagai investor di mancanegara, seperti Amerika, China, Eropa, hingga Asia. 

"Dalam pemerintahan Presiden Prabowo ini, mencanangkan kemakmuran, kesejahteraan, stabilitas. Sehingga kami ingin memberikan sumbangsih, dalam program itu khususnya di Bali. Yaitu dengan pengembangan budaya sebagai basis daya tarik pariwisata, salah satunya bagian budaya adalah pertanian," sebutnya. 

Pariwisata sebagai lokomitif ekonomi Bali, bertumpu pada budaya. Sehingga budaya Bali harus dipertahankan dalam menjaga pariwisata dan ekonomi Bali tetap stabil.

I Ketut Budisanta, Presiden Direktur PT Dewa.
I Ketut Budisanta, Presiden Direktur PT Dewa. (ISTIMEWA)

Budaya Bali juga menyangkut pertanian, rakyat, dan sudah menjadi warisan leluhur sejak dahulu kala. Seperti adanya subak, sistem pertanian yang terintegrasi dengan baik. "Bali ini sudah lengkap, apa saja ada. Baik itu pertanian dan alamnya lengkap semua," katanya. 

Termasuk khas masing-masing pertanian di wilayah Bali, terbagi dengan apik. Bangli berbeda dengan Karangasem, begitu juga daerah lainnya. Kekhasan ini yang perlu dikembangkan dan dipertahankan ke depan dalam bentuk dukungan baik moril dan materiil.

"Contohnya misalnya pertanian, jadi subak kita berikan suatu sumbangsih dan perkembangan dari hulu ke hilir. Semisal dari hulu tetap ada pendampingan, pemberian bantuan, pelatihan, khususnya kita mempunyai keinginan bagaimana generasi muda Bali pelan-pelan mau mencintai pertanian dan menjadi petani," jelasnya.  

Mengubah mindset anak muda menjadi petani pun, kata dia, tidak mudah. Perlu terobosan pertanian berbasis teknologi inovatif, sehingga para generasi muda melihatnya sebagai peluang di masa depan. 

Kemudian untuk hilir, PT Dewa akan menciptakan pasar, seperti ekspor keluar negeri dan dalam negeri. Sehingga menjawab kebutuhan program pemerintah, seperti makan gratis dengan sumber bahan baku yang baik di dalam negeri.

"Di satu sisi kami punya landasan, kita pikirkan managemen dan pasar serta sumber daya manusia, teknologi dan sumber dana yang cukup dalam bidang itu," sebutnya. Satu sisi pasar sesuai teknologi, dengan mencoba digital marketing. 

Para petinggi PT Dewa.
Para petinggi PT Dewa. (ISTIMEWA)
Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved