Berita Buleleng

Pemkab Buleleng Berupaya Perluas Budidaya Jagung Arumba, Punya Nilai Ekonomis Tinggi

Pemerintah Kabupaten Buleleng berupaya membudidayakan jagung Arumba di wilayah Kecamatan Gerokgak

istimewa
Panen jagung - Bupati Buleleng, I Nyoman Sutjidra bersama Wakil Bupati Buleleng, Gede Supriatna saat panen jagung Arumba, Sabtu (15/3/2025). Pemkab Buleleng berupaya memperluas budidaya jagung Arumba karena dinilai punya nilai ekonomis tinggi. Pemkab Buleleng Berupaya Perluas Budidaya Jagung Arumba, Punya Nilai Ekonomis Tinggi 

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Pemerintah Kabupaten Buleleng berupaya memperluas budidaya jagung Arumba. 

Selain karena punya nilai ekonomis tinggi, budidaya jagung Arumba juga sebagai upaya mendukung ketahanan pangan pemerintah pusat. 

Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Buleleng, Gede Melandrat menjelaskan, jagung Arumba merupakan varietas baru dengan berbagai keunggulan. 

Misalnya segi rasa, Melandrat mengatakan jagung ini mirip seperti ketan. 

Baca juga: Jaga Ketahanan Pangan, Polisi di Gianyar Dampingi Petani dan Bidik Kejahatan Pertanian 

Tak hanya itu, jagung Arumba juga punya keunggulan dari segi waktu panen. Yakni hanya membutuhkan waktu selama 60 hari atau dua bulan. 

"Perbandingan dengan jagung unggul, itu butuh waktu panen selama tiga bulan. Sedangkan jagung lokal butuh waktu selama 6 bulan baru bisa kita panen," jelasnya, Minggu 16 Maret 2025.

Melandrat mengatakan, jagung Arumba merupakan produk yang sangat diminati di wilayah Madura. 

Pemerintah Kabupaten Buleleng pun berupaya membudidayakan jagung Arumba di wilayah Kecamatan Gerokgak. Hasilnya diakui lebih baik. 

"Kami akan terus kembangkan varietas jagung ini, terutama Galur murninya. Karena di tahun 2024 produksi jagung kita tinggi, yakni berkisar 35 ribu ton dalam setahun. Dengan masa panen 60 hari, tentu dalam setahun kita bisa panen lima kali," ungkapnya. 

Kendati ada upaya mengembangkan jagung Arumba, Melandrat menegaskan produk pertanian lainnya tidak akan dilupakan. Upaya ini untuk mengantisipasi terjadinya inflasi. 

"Jangan sampai karena kita terlalu fokus, justru berdampak pada inflasi produk pertanian lainnya. Contoh seperti cabai. Maka dari itu kita akan menerapkan sistem tumpang sari. Sehingga optimalisasi lahan per satuan luas, produksinya bisa tercapai," jelas dia. 

Sementara itu, Bupati Buleleng, I Nyoman Sutjidra mengatakan varietas jagung Arumba menjadi solusi bagi pertanian di Buleleng

Sebab jagung ini sangat cocok ditanam di lahan kering karena tidak memerlukan banyak air.

Oleh sebab itu pihaknya sangat mendukung ihwal budidaya jagung Arumba. 

Mengingat masih banyak lahan tidur di Buleleng. Seperti yang ada di Buleleng Barat dan Timur. 

"Upaya ini sekaligus sebagai dukungan kami terhadap gerakan ketahanan pangan dari pemerintah pusat, serta kemandirian pangan di Kabupaten Buleleng," ujarnya.

Sutjidra berharap budidaya jagung Arumba khususnya di lahan percontohan Dinas Pertanian mampu memantik gairah para petani. Apalagi jagung varietas ini punya banyak keunggulan. 

"Selain nilai ekonomis yang tinggi, masa panennya juga relatif cepat. Bahkan sudah ada pasarnya," tandas dia. (mer)

Kumpulan Artikel Buleleng

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved