Berita Gianyar
Demi Harga Diri, Marno Tak Menyesal Habisi Nyawa Agus Di Gianyar Bali, Marno: Mati Hal Yang Pantas
Selama di Bali, Marno tinggal di sebuah rumah kosan di kawasan Banjar Tegalinggah, Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh.
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Usia Marno sudah menginjak separuh abad, tepatnya 56 tahun.
Meski demikian, ia masih terlihat energik, dan semangat laiknya anak muda, dengan gaya rambut disemir warga kuning.
Marno merupakan sosok suami yang sangat menyayangi istrinya, hingga ia rela merantau dari Dusun Besukan, Desa Kabuaran, Kecamatan Kunir, Kabupaten Lumajang, Jatim ke Bali agar dapur keluarganya terus bisa ngebul.
Bermodal skill sebagai tukang bangunan, Marno pun bekerja menjadi buruh bangunan di Bali.
Baca juga: Polisi Gianyar Dalami Kasus Pembunuhan di Bedulu Bali, Pelaku Sempat Mohon Maaf ke Korban
Ketika tak ada pekerjaan bangunan, ia mengambil pekerjaan sebagai buruh serabutan.
Selama di Bali, Marno tinggal di sebuah rumah kosan di kawasan Banjar Tegalinggah, Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh.
Di sana Marno juga mengajak istrinya untuk tinggal.
Di rumah kosan tersebut ada sejumlah kamar, yang salah satunya ditempati oleh Agus Susanto (57), warga Desa Karangmojo, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali, Jateng.
Agus diketahui bekerja sebagai teknisi bengkel.
Marno yang dikenal sebagai pribadi yang 'asik' pun cepat akrab dengan penghuni kos.
Dia mengira semua penghuni kosan adalah orang baik, keluarga.
Namun sebuah status Facebook dari keluarga istrinya Marno merubah segalanya.
Status tersebut berbunyi, "anaknya dititipkan ke saya, sedangkan ibunya kelonan dengan Agus di mana saya sedang goreng kue".
Marno pun mencari tahu untuk siapa status tersebut dibuat.
Emosinya membuncah ketika tahu bahwa status itu dibuat untuk istri tercintanya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.