Music Zone
Mi-Reng Festival Hadirkan Pembicara Kartawan, Bahas Kebaruan dalam Kekinian Musik Gamelan
Ia telah melaras gamelan di dalam dan luar negeri seperti Jepang, Amerika, Denmark, Kanada, dan New Zealand.
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Masterclass (Lokacipta) New Music for Gamelan (Mi-Reng) Festival pertama menghadirkan pembicara I Made Kartawan, seorang musisi, komposer, gamelan tuner, dan dosen di ISI Bali.
Acara itu dihadiri dari berbagai kalangan diselenggarakan di Ketewel, Gianyar, Rabu 2 April 2025.
Mi-Reng Festival dihadiri Kurator, Wayan Gde Yudane dan Warih Wisatsana.
Kegiatan itu diselenggarakan oleh Mi-Reng, didukung oleh Kementerian Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) melalui Program Pemanfaatan Hasil Kelola Dana Abadi Kebudayaan, dan kali ini bekerja sama pula dengan Bentara Budaya Bali.
Baca juga: Mi-Reng Festival, Gamelan dan Gitar Bertemu dalam Rasa Bali Aroma Amerika
Kartawan dipilih sebagai pembicara yang memperoleh gelar Sarjana Seni dalam bidang Komposisi di STSI Denpasar tahun 1997, gelar Master bidang Kajian Budaya di Universitas Udayana tahun 2003, gelar Master bidang Etnomusikologi di University of British Columbia, Canada tahun 2014, dan Doktor bidang Etnomusikologi di University of Canterbury, New Zealand tahun 2022.
Ia telah melaras gamelan di dalam dan luar negeri seperti Jepang, Amerika, Denmark, Kanada, dan New Zealand.
Ia memperoleh beasiswa untuk studi tuning piano di Kunitachi Music Academy, Jepang (2010), beasiswa BUDI (2012), LPDP (2016), UC Doctor Scholarship (2019), Langdong Music Scholarship (2019), dan Malcom Tait Music Education Scholarship (2019, 2020, 2021, 2022).
Menerbitkan sejumlah artikel di jurnal nasional dan internasional dan sejumlah buku referensi.
Kartawan memberikan apresiasi acara itu untuk memberikan wadah bagi musisi gamelan ingin melakukan eksplorasi gamelan.
Hal itu pula sebagai wadah bagi peminat musisi yang melakukan kreasi baru yang mengembangkan gamelan tradisi.
Biasanya hal serupa diberikan kepada mahasiswa ISI Bali ketika melakukan ujian kelas atau ujian akhir.
Namun hal itu tidak cukup dalam dunia pendidikan formal, maka perlu ada wadah non formal.
"Setelah itu (lulus dari kampus-red) agar ada wadah musisi muda yang ingin perubahan tertentu untuk pemajuan seni musik selain institusi formal (ISI Bali-red)," ujar Kartawan.
Karya penciptaan sudah dilakukan oleh Wayan Gde Yudane, Dewa Alit, maupun Bona Alit.
Selain itu, ada pula musisi asing yang sudah melakukan eksplorasi gamelan Bali yakni Collin McPhee, Michael Tenzer, Wayne Vitale.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.