Sponsored Content

Bocah-Bocah Serangan Taklukkan Ombak! Ajang Ini Jadi Bukti Bakat Muda Bali Mendunia

Grom mencerminkan semangat pantang menyerah, rasa ingin tahu, dan dedikasi sejak usia dini dalam menghadapi tantangan ombak.

istimewa
Bocah-Bocah Serangan Taklukkan Ombak! Ajang Ini Jadi Bukti Bakat Muda Bali Mendunia 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Riuh rendah suara ombak dan sorakan penonton menjadi saksi semangat para peselancar muda Bali yang berlaga di Grom Challenge 2025, ajang kompetisi tahunan yang diselenggarakan oleh komunitas Serangan Board Riders (SBR) di Pantai Serangan. 

Dengan dukungan berbagai pihak, termasuk akses kawasan yang difasilitasi oleh PT BTID (Bali Turtle Island Development) selaku pengelola KEK Kura Kura Bali, tahun ini sebanyak 54 anak dari kategori Under-12 pria juga Under-18 pria dan wanita —mayoritas berasal dari Desa Serangan dan daerah lain di Bali menunjukkan kemampuan terbaik mereka berselancar.

Istilah “grom” yang berasal dari Australia dan kini digunakan secara global merujuk pada remaja peselancar yang sedang menekuni olahraga ini dengan semangat tinggi. 

“Grom” mencerminkan semangat pantang menyerah, rasa ingin tahu, dan dedikasi sejak usia dini dalam menghadapi tantangan ombak.

Baca juga: BTID Diminta Percepat Pembangunan KEK Kura Kura Bali, Akan Dibuat Aturan Khusus untuk Akses 

Ajang ini bukan sekadar kompetisi, tetapi juga bagian dari perjalanan panjang SBR dalam membina generasi baru peselancar Bali

Selama bertahun-tahun, komunitas ini menjadi ruang tumbuh bagi anak-anak berbakat meniti karier selancar sejak usia dini. 

Dengan kerja keras dan semangat kebersamaan, SBR telah konsisten menciptakan ekosistem pembinaan yang sehat dan mendukung.

“Kami bukan hanya bikin kontes, tapi merawat mimpi. Anak-anak ini adalah masa depan surfing Bali dan Indonesia,” ujar I Wayan Mudira Jaya, Penanggung Jawab Kontes dan salah satu tokoh utama komunitas SBR. 

“Kami berterima kasih kepada BTID karena sudah membantu dalam kelancaran acara dan mempermudah mobilisasi para peserta. Ini membuktikan bahwa kerja sama antara komunitas dan pengelola kawasan itu berjalan baik,” tambahnya.

Salah satu kisah yang menyentuh datang dari Dharma Wisesa, peselancar Under-12 yang berhasil menyabet gelar juara meski hanya sempat berlatih selama tiga jam sehari sebelumnya. 

“Senang banget bisa menang. Ombaknya bagus, tempatnya seru, dan ramai yang dukung,” katanya penuh antusias. 

Selain Dharma Wisesa, hadir pula peselancar perempuan berusia 10 tahun asal Australia yang meraih peringkat kedua perempuan dalam kategori Under-18. 

Hal ini menjadi bukti betapa luas dan inklusif jangkauan pembinaan komunitas ini. 

Tak hanya teknik, mereka belajar disiplin, sportivitas, dan bagaimana menjadi bagian dari ekosistem yang lebih besar.

Jro Bendesa Adat Serangan, I Nyoman Gede Pariatha, turut menyampaikan apresiasi dan harapannya, “kegiatan seperti ini sangat positif dan perlu terus dilanjutkan. Semoga semakin banyak anak-anak Serangan yang bisa mengasah kemampuannya, bahkan sampai ke tingkat internasional. Dukungan dari berbagai pihak sangat kami hargai, termasuk akses yang diberikan BTID untuk kelancaran acara ini.”

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA
KOMENTAR

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved