Berita Bali

Meski Menang Gugatan HAKI, Bambang Pranoto Putuskan Tak Gunakan Nama Merek Kutus Kutus Lagi

Meski Menang Gugatan HAKI, Bambang Pranoto Putuskan Tak Gunakan Nama Merek Kutus Kutus Lagi

Tribun Bali
WAWANCARA EKSKLUSIF - Owner PT Kutus Kutus Herbal, Bambang Servasius Pranoto dalam wawancara eksklusif dengan Tribun Bali beberapa waktu lalu. 

“Kami menerima kabar dari pengadilan niaga di Surabaya bahwa kita dimenangkan dalam perebutan merek Kutus Kutus,” ungkap Bambang dalam wawancara eksklusif dengan Tribun Bali.

Ia menceritakan bahwa sejak tahun itu, brand Kutus Kutus sebenarnya sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja.

“Anak sambung kami yang dulu saya suruh mendaftarkan merek, ternyata menuntut kami dengan sejumlah uang. Dan bukan hanya itu, dia juga memproduksi Kutus Kutus, minyak yang sudah kita produksi selama puluhan tahun.”

Di pengadilan, bukti dan fakta berbicara.

Hakim menilai bahwa pemilik sah merek ini adalah Bambang, bukan pihak yang hanya memegang selembar surat pendaftaran.

“Bagi saya ini adalah bukti bahwa kebenaran tidak bisa dimanipulasi. Kami bukan hanya pemilik merek di atas kertas, kami adalah pencipta, pengembang, dan penghidup merek itu.”

Transformasi: Kutus Kutus Ditutup, Sanga Sanga Dibuka
Meski berhasil memenangkan hak atas merek Kutus Kutus, Bambang justru membuat keputusan yang tidak banyak orang sanggup lakukan.

Ia memilih meninggalkan semuanya dan memulai dari awal.

Bukan karena kalah, tapi karena ingin menjaga nilai dan integritas yang sejak awal ia tanamkan dalam bisnis ini.

“Secara hukum, merek Kutus Kutus memang milik saya. Tapi saya katakan bahwa saya sudah 100 persen akan mentransformasikan Kutus Kutus menjadi Sanga Sanga.”

Langkah ini bukan pelarian. Ini adalah bentuk evolusi. Dari konflik, lahir brand baru bernama Sanga Sanga.

Nama yang sarat makna, mencerminkan transisi dan pencerahan.

Sebuah merek baru yang membawa semangat yang sama—kesembuhan, keseimbangan, dan keaslian—tetapi dengan babak yang lebih matang dan terbebas dari konflik masa lalu.

“Sanga Sanga sekarang sudah berjalan bagus. Dan saya tidak akan kembali. Kutus Kutus hanya akan saya simpan sebagai sejarah hidup saya.”

Cerita Bambang bukan hanya soal merek dan produk.

Ini adalah cerita tentang bagaimana visi dan idealisme bisa bertahan di tengah godaan dan tekanan.

Bagaimana seseorang bisa memilih jalan yang lebih berat demi menjaga nilai-nilai yang ia yakini sejak awal.

Kutus Kutus mungkin hanya nama, tapi bagi Bambang, ia adalah simbol dari mimpi dan perjuangan hidup.

Kini, lewat Sanga Sanga, ia melanjutkan perjalanan.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved