Berita Buleleng

Kreasi Bubur Mengguh Sorgum Jadi Andalan DPC PDIP Buleleng Bali di Lomba Olahan Pangan Lokal

Bubur Mengguh merupakan salah satu kuliner khas Buleleng. Terlebih komponen yang digunakan merupakan produk asli Buleleng yang mudah ditemukan. 

Tribun Bali/Muhammad Fredey
Bubur Mengguh Sorgum - Ketua DPC PDI Perjuangan Buleleng, Gede Supriatna saat mencoba bubur mengguh sorgum kreasi ibu-ibu DPC PDIP Buleleng. Kreasi ini diikutsertakan lomba Olahan Pangan Nasional yang diselenggarakan DPP PDI. Kreasi Bubur Mengguh Sorgum Jadi Andalan DPC PDIP Buleleng Bali di Lomba Olahan Pangan Lokal 

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Sejak Sabtu 19 April 2025 pagi, belasan ibu-ibu mengenakan kebaya merah tampak sibuk menyiapkan berbagai bumbu rempah khas Bali

Mereka menyebut akan membuat hidangan khas Buleleng yakni bubur mengguh. 

Uniknya, bubur mengguh yang biasanya menggunakan beras sebagai sumber karbohidrat, pada hidangan ini diganti menggunakan sorgum. 

Setelah bubur jadi, selanjutnya diberi berbagai topping. Mulai dari sayur, kacang, irisan tahu, serta ikan cakalang sebagai protein hewani. 

Baca juga: Keluarga Darma Terharu Dapat Bantuan dari Perempuan INTI Bali dan IKBS, Sambut Hari Kartini 2025

Pembuatan bubur mengguh ini merupakan rangkaian dari lomba yang diikuti DPC PDI Perjuangan Kabupaten Buleleng, yakni Lomba Olahan Pangan Lokal, Murah Meriah dan Bergizi. 

Lomba yang diprakarsai oleh DPP PDI Perjuangan ini digelar secara nasional. 

"Bubur mengguh kreasi ibu-ibu kader DPC PDI Perjuangan ini selanjutnya didokumentasikan melalui video, kemudian dikirim ke DPP," jelas Ketua DPC PDIP Buleleng, Gede Supriatna. 

Ia menjelaskan, lomba yang digelar ini dalam rangka peringatan Hari Kartini dan Bulan Bung Karno tahun 2025. 

Dalam lomba ini, pihaknya diminta berkreasi membuat olahan pangan lokal atau
pendamping beras, yang ditujukan bagi ibu hamil dan bayi di bawah dua tahun dalam rangka pencegahan stunting, serta dapat digunakan sebagai menu harian yang sehat dan bergizi.

Alasan dipilih bubur mengguh, lanjut Supriatna, karena hidangan ini merupakan salah satu kuliner khas Buleleng. Terlebih komponen yang digunakan merupakan produk asli Buleleng yang mudah ditemukan. 

"Jika biasanya bubur mengguh dominan beras, kali ini kami dominan sorgum. Mengingat Buleleng merupakan daerah penghasil sorgum. Selain itu komponen lainnya yang digunakan juga produk khas Buleleng. Seperti bayam, tahu, kacang, hingga ikan cakalang," sebutnya. 

Disebutkan jika upaya budidaya sorgum sebelumnya sudah pernah dilakukan di beberapa wilayah Buleleng oleh Banteng Muda Indonesia (BMI) Buleleng, memanfaatkan lahan kurang produktif. 

Ke depan, Supriatna yang juga Wakil Bupati Buleleng ini mengaku, akan lebih mengintensifkan kembali budidaya sorgum di Buleleng agar semakin masif. 

"Kita akan berupaya melanjutkan program tersebut, dengan melakukan budidaya tanaman pendamping beras. Karena hal ini juga merupakan program nasional partai," tandasnya. (mer)

Kumpulan Artikel Buleleng

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved