Berita Bali
Tuntaskan Tugas Sebagai Kapendam IX/Udayana, Kolonel Inf Agung Bicara Inovasi Pendidikan Karakter
Diklat dasar militer (Diksarmil) peserta SPPI menjadi jantung pembentukan yang berbeda dengan persepsi umum.
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Kolonel Inf Agung Udayana SE, MM, MHI mengakhiri masa jabatannya sebagai Kepala Penerangan Kodam IX/Udayana sejak akhir tahun 2023 lalu hingga 30 April 2025 melalui Serah Terima Jabatan.
Kolonel Inf Agung Udayana selanjutnya bertugas di Komando Pasukan Khusus (Kopasus) dan posisinya sebagai Kapendam IX/Udayana digantikan oleh Kolonel Inf Candra.
Dalam perpisahannya dengan awak media di Bali, Kolonel Inf Agung Udayana mencurahkan pemikirannya mengenai era disrupsi dan kompetisi global yang kian sengit.
Menurut dia, ancaman terhadap kedaulatan bangsa tidak lagi datang dari senjata dan perang konvensional.
Baca juga: Kolonel Kristiyanto Angkat Bicara Mengenai Penyerangan Polres Tarakan: Masih Lakukan Penyelidikan
"Degradasi karakter generasi muda, lemahnya ketahanan sosial, dan kesenjangan pembangunan justru menjadi ‘senjata pemusnah massal’ yang lebih berbahaya," ujarnya kepada Tribun Bali.
Lanjutnya, menjawab tantangan multidimensi ini, Presiden Prabowo Subianto meluncurkan program strategis, Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI), sebuah terobosan brilian yang men-sinergi-kan sipil dan militer untuk mencetak kader-kader unggul penggerak perubahan.
"SPPI bukan sekadar program pengabdian masyarakat biasa, tetapi menjadi laboratorium kepemimpinan nasional yang dirancang melalui kolaborasi sinergis Kementerian Pertahanan, Kementerian Pendidikan, TNI, dan Badan Gizi Nasional," ujarnya.
Kata dia, mentransformasi para sarjana, lulusan perguruan tinggi tidak sekedar menguasai teori di ruang kuliah, tetapi mampu mengaplikasikan ilmunya langsung di lapangan, bermanfaat bagi masyarakat, di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
"Kolaborasi dengan TNI menjadi nilai tambah yang sangat signifikan. Tidak hanya membekali peserta dengan pengetahuan teknis, program SPPI menanamkan nilai kedisiplinan, leadership dan nasionalisme," jelasnya.
"Hal ini menjadi modal penting guna membentuk generasi yang kompeten di bidangnya, sekaligus memiliki integritas tinggi dengan cinta tanah air yang kuat," sambung Kolonel Agung.
Diklat dasar militer (Diksarmil) peserta SPPI menjadi jantung pembentukan yang berbeda dengan persepsi umum.
Kolonel Agung menyampaikan bahwa pelatihan yang diberikan bukanlah tempur atau semata-mata kegiatan fisik.
"Melainkan kawah candradimuka fase pembentukan karakter menyeluruh, mencakup aspek fundamental yakni, rasa tanggung jawab, ketahanan mental, kepemimpinan dalam team work, dan jiwa pengabdian," tutur dia.
Peserta juga dilatih disiplin, mengelola tekanan, dan menyelesaikan tugas penuh dedikasi.
Keteguhan menghadapi kesulitan menjadi modal kuat dalam komplesitas dinamika.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.