Berita Gianyar
Hama Tikus Serang Pertanian di Gianyar Bali, Bupati Gianyar Berencana Tempuh Jalur Niskala
Bupati Gianyar, Bali, I Made 'Agus' Mahayastra memberikan perhatian serius terkait hama tikus, yang sejak beberapa bulan lalu menyerang sawah.
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Putu Kartika Viktriani
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Bupati Gianyar, Bali, I Made 'Agus' Mahayastra memberikan perhatian serius terkait hama tikus, yang sejak beberapa bulan lalu menyerang sawah para petani di Kabupaten Gianyar.
Terlebih lagi sedikitnya sudah ada puluhan hektare lahan pertanian di Gianyar yang telah dirusak oleh hama tikus.
Terkait hal tersebut, Bupati Mahayastra, Rabu 7 Mei 2025 mengatakan, pihaknya telah pernah membahas persoalan hama tikus ini dari berbagai aspek.
Sebab serangan hama tikus ini sudah sangat meresahkan, yakni hampir terjadi di seluruh wilayah pertanian di Gianyar.
Politikus PDIP asal Payangan itu mengatakan, selain melakukan penanganan secara nyata.
Baca juga: VIDEO Penikaman di Pasar Malam di Nusa Penida Bali, Berawal Dari Cekcok Buruh
Pihaknya pun berencana akan mengambil jalur niskala untuk memberantas hama tikus.
Sebab di Bali sendiri, memang terdapat keyakinan bahwa untuk mengusir hama, bisa dilakukan dengan melakukan upacara.
Salah satu upacara yang lazim dilakukan adalah nangluk merana.
"Sudah kita bahas dari berbagai aspek terkait hama tikus ini, karena terjadi hampir di seluruh Gianyar. Secara niskala juga kita akan bahas, ini sesuai kepercayaan dan tradisi kita di Gianyar," tandasnya.
Kepala UPT Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan, Disnas Pertanian Gianyar Kadek Martha mengatakan, luas lahan pertanian padi yang rusak akibat hama tikus, terus mengalami peningkatan.
Per akhir April 2025, kata dia, sudah ada 108 hektare yang diserang.
"Sampai akhir April ada 108 hektare diserang hama tikus, desa yang paling parah adalah Kenderan (Kecamatan Tegalalang) ada 40 hektare lahan pertanian di sana yang diserang hama tikus," tandasnya.
Martha mengatakan, serangan hama tikus ini merupakan siklus empat tahunan.
Namun kondisinya diperparah oleh masifnya alih fungsi lahan dan banyaknya tempat pembuangan sampah (TPS) liar di dekat persawahan.
"Sebenarnya ini siklus 4 tahunan, namun kini serangannya lebih parah karena adanya vila-vila kosong, dan TPS liar. Untuk serangan tahun ini, telah terjadi sebanyak tiga kali panen padi," ujarnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.